TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mempertimbangkan opsi menyambut warga Hong Kong untuk tinggal di negara itu sebagai jawaban atas keputusan Cina memberlakukan Undang-undang Keamanan Nasional.
"Kami sedang mempertimbangkan itu. Saya tidak tahu secara tepat bagaimana hasilnya," kata Mike Pompeo, menteri luar negeri AS menjawab pertanyaan saat berbicara di American Enterprise Institute hari Jumat lalu, sebagaimana dilaporkan Reuters hari ini, 1 Juni 2020.
Pompeo mengatakan, Washington mempertimbangkan menyambut kedatangan warga Hong Kong termasuk membuka pintu bagi kreativitas enterprenur mereka warga pulau bekas jajahan Inggris itu.
Dalam penjelasan terbaru kemarin, Pompeo mengatakan, AS membuka pintu hanya untuk mahasiswa pascasarjana dan peneliti di Hong Kong yang ditargetkan, dikooptasi, dan dieksploitasi pemerintah Cina.
Pemimpin Senat berpengaruh dari Republik, Mitch McConnell mengatakan kemarin tentang harapannya terhadap pemerintahan Trump untuk segera mengidentifikasi cara khusus untuk menghukum Beijing karena mencerabut kemerdekaan di Hong Kong.
McConnel kepada Senat mengatakan, AS memiliki kekayaan warisan sebagai mercusuar memberi cahaya bagi para pengungsi perang dan komunisme.
"Kita harus melakukan itu kembali terhadap warga Hong Kong," kata McConnel.
Pekan lalu, Inggris yang mengkritik Cina mengatakan, negaranya bersiap untuk memperpanjang visa dan hampir 3 juta warga Hong Kong agar bisa ke Inggris.
Menanggapi pernyataan Menlu Pompeo, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian hari ini mengatakan Cina tidak akan mentoleransi negara asing mencampuri masalah di Hong Kong.