Produksi massal alat tes Covid-19
Sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan beras gratis dengan menerapkan sosial distancing di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 di Hanoi, Vietnam, 27 April 2020. REUTERS/Kham
Pada akhir Februari ketika Presiden AS Donald Trump masih meremehkan bahaya virus Corona, Viet dan rekan-rekannya mulai mencari komponen penting yang diperlukan untuk memproduksi massal akat tes COVID-19 dari Amerika Serikat dan Jerman.
Dikutip dari Reuters, para peneliti di Universitas Kedokteran Militer milik pemerintah Vietnam, bekerja sama dengan Viet A Corp, telah merancang alat uji, dan pemerintah menyerahkan lisensi kepada perusahaan swasta untuk memproduksi secara massal alat tersebut. Viet mengatakan alat tes perusahaannya, yang dapat melakukan beberapa tes, sekarang telah menyediakan 250.000 tes di Vietnam dan telah mengekspor alat tes dengan kapasitas untuk 20.000 tes.
Pada 23 Januari, Vietnam menangguhkan penerbangan menuju dan dari kota Wuhan di Cina, di mana wabah dimulai, segera setelah menemukan dua kasus pertamanya. Vietnam bertindak cepat meskipun WHO pada saat itu hanya memberi saran terhadap pembatasan perjalanan. Seminggu setelah itu, Vietnam secara efektif menutup perbatasan 1.400 km dengan Cina untuk semua bidang kecuali perdagangan penting.
Pada pertengahan Maret, Vietnam membuat pemakaian masker wajib di tempat-tempat umum secara nasional, jauh lebih dulu di sebagian besar negara lain dan tidak mengindahkan nasihat WHO bahwa hanya orang-orang dengan gejala yang harus memakainya. Beberapa pabrik garmen Vietnam beralih membuat masker bedah dan kain untuk memenuhi permintaan.
Komunikasi publik dan propaganda
Sejak awal, pemerintah Vietnam telah berkomunikasi dengan jelas dengan publik tentang wabah tersebut. Situs web khusus, hotline telepon, dan aplikasi telepon dibentuk untuk memperbarui publik tentang situasi terkini wabah dan konsultasi medis. Kementerian kesehatan juga secara teratur mengirimkan pengingat kepada warga melalui pesan SMS.
Pham mengatakan pada hari yang sibuk, hotline nasional saja dapat menerima 20.000 panggilan, belum termasuk ratusan hotline tingkat provinsi dan kabupaten.
Aparat propaganda besar negara itu juga dimobilisasi, meningkatkan kesadaran akan wabah melalui pengeras suara, poster jalanan, pers, dan media sosial. Pada akhir Februari, kementerian kesehatan merilis video musik yang menarik berdasarkan lagu pop Vietnam untuk mengajari orang cara mencuci tangan dengan benar dan tindakan kebersihan lainnya selama wabah. Dikenal sebagai "lagu cuci tangan," lagu itu segera menjadi viral, sejauh ini menarik lebih dari 48 juta tampilan di Youtube.
Thwaites mengatakan pengalaman Vietnam yang kaya dalam menangani wabah penyakit menular, seperti epidemi SARS dari tahun 2002 hingga 2003 dan flu burung kemudian, telah membantu pemerintah dan masyarakat Vietnam untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi pandemi Covid-19.