TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk mengembalikan dana bantuan kepada WHO sebulan setelah Trump menangguhkan pendanaan AS untuk WHO karena perseteruan virus corona.
Sebuah surat lima halaman kepada Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, diungkapkan oleh program Fox News "Tucker Carlson Tonight" pada Jumat, yang berisi AS setuju memberikan dana kepada WHO sesuai nilai yang dibayarkan oleh Cina.
"Kami diberitahu bahwa presiden seharusnya setuju untuk menandatangani surat itu jika ia belum melakukannya," kata pembawa acara Tucker Carlson pada Jumat, dikutip dari Fox News, 17 Mei 2020. "Akan menarik untuk mengetahui siapa yang meyakinkannya untuk melakukan itu."
Seorang pejabat senior pemerintah mengkonfirmasi ke "Tucker Carlson Tonight" bahwa Trump telah menyetujui rencana yang ditetapkan dalam draf surat.
"Terlepas dari kekurangannya, saya percaya bahwa WHO masih memiliki potensi luar biasa, dan ingin melihat WHO memenuhi potensi ini, terutama sekarang selama krisis global ini," tulis draf surat itu yang tampaknya mewakili pernyataan Presiden Trump.
"Itulah sebabnya saya memutuskan Amerika Serikat akan terus bermitra dan bekerja dengan WHO. Cina berutang besar ke seluruh dunia, dan itu bisa dimulai dengan membayar bagiannya yang adil kepada WHO," lanjut isi surat.
Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Amerika Serikat adalah penyumbang terbesar WHO dengan bantuan sebelumnya berjumlah US$ 400 juta (Rp 5,9 triliun) per tahun. Jika AS cocok dengan kontribusi Cina, tingkat pendanaan baru akan sekitar sepersepuluh dari jumlah itu. Artinya, Amerika Serikat akan mendanai WHO senilai dengan besaran yang diberikan oleh Cina.
"Jika Cina meningkatkan pendanaannya untuk WHO," tambah surat itu, "kami akan mempertimbangkan untuk mencocokkan kenaikan itu."
Dilaporkan Reuters sebelumnya, Trump menangguhkan kontribusi AS ke WHO pada 14 April, menuduhnya mempromosikan "disinformasi" Cina tentang wabah virus corona dan mengatakan pemerintahannya akan meluncurkan tinjauan terhadap WHO. Pejabat WHO membantah klaim itu dan Cina bersikeras mereka transparan dan terbuka soal virus corona.