TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung Venezuela, Tarek Saab, mengatakan pihaknya telah meminta pemerintah Amerika Serikat untuk menahan CEO Silvercorp, Jordan Goudreau, atas tudingan upaya penggulingan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Hal ini ia ungkapkan pada Jumat, 8 Mei 2020.
Selain itu, Tarek Saab juga meminta ekstradisi terhadap dua warga Venezuela, yakni ahli strategi politik yang berbasis di Miami, Juan Rendon, dan anggota parlemen yang diasingkan, Sergio Vergara.
Seperti dilansir dari Reuters, Tarek menuding mereka terlibat dalam, "Merancang pendanaan, dan eksekusi dari rencana invasi serta penggulingan Presiden Sosialis, Nicolas Maduro."
Goudreau merupakan CEO dari perusahaan keamanan asal Florida, Silvercorp USA. Ia telah mengatakan bertanggungjawab atas rencana tersebut.
Rencana ini kemudian mengakibatkan delapan orang tewas dan puluhan lainnya ditahan di Venezuela, termasuk Airan Berry dan Luke Denman, dua warga negara Amerika Serikat yang berstatus pekerja Silvercorp dan dituding mecoba menculik Maduro
Rendon sebelumnya telah mengatakan dia bernegosiasi dengan Silvercorp pada akhir tahun lalu. Namun, dia telah memutuskan hubungan dengan Goudreau pada November 2019. Goudreau kemudian diketahui menjalankan misi yang akhirnya gagal itu.
Sementara itu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan Amerika Serikat tidak terlibat dalam upaya penggulingan Maduro itu. Dilansir dari Aljazeera, Trump mengatakan dia tidak akan mengandalkan grup kecil seperti itu dalam sebuah operasi.
"Saya tidak tahu tentang itu. Saya pikir pemerintah tak ada hubunganya dengan hal itu dan saya harus mencari tahu yang terjadi," ujar Trump.