TEMPO.CO, Jakarta - Kemunculan Pemimpin Agung Korea Utara, Kim Jong Un, di Sunchon belum menjawab misteri soal di mana ia berada selama beberapa terakhir. Selain itu, juga belum menjawab pertanyaan kenapa ia menghilang.
Beberapa rumor beredar mulai dari dirinya sakit keras hingga dirinya bersembunyi dari virus Corona. Menurut mantan Diplomat Amerika untuk wilayah Asia Timur, Daniel Russel, akan butuh lama sampai teka-teki hilangnya Kim selama dua pekan terjawab.
"Kemunculannya di Sunchon adalah tanda bahwa informasi dan keberadaan soal dirinya benar-benar dikawal ketat oleh administrasinya. Oleh karenanya, segala informasi dan rumor tentang dirinya harus ditanggapi dengan sikap skeptis," ujar Russel sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu, 2 Mei 2020.
Russel melanjutkan bahwa hilangnya Kim selama dua pekan, di satu sisi, membuat negara-negara tetangga mulai melirik ke calon penerusnya. Hal itu menunjukkan bahwa negara-negara tetangga memang memberikan perhatian khusus ke Korea Utara, bahkan di kala pandemi sekalipun.
Ketika Kim dirumorkan sakit, berbagai media dan pemerhati Korea Utara mulai menduga-duga siapa yang akan menggantikan Kim. Mengingat kepimpinan Korea Utara selalu dikaitkan dengan keluarga Paektu, maka banyak yang menduga Kim Yo-jong, adik perempuan Kim Jong Un, yang akan menggantikannya.
"Seperti di negara-negara monarki atau otoritarian, masalah siapa yang berhak memimpin adalah hal beresiko. Hal itu akan semakin parah ketika dia yang berhak memimpin menghilang," ujar Russel.
Menteri Unifikasi Korea Selatan, Kim Yeon-chul, yang berurusan langsung dengan urusan Korea Utara, menduga hilangnya Kim Jong Un berkaitan dengan pandemi Corona. Sebab, beberapa waktu terakhir, Korea Utara mulai menganggap serius ancaman virus Corona.
"Sangat mungkin Kim Jong Un absen sebagai bentuk kewaspadaan terhadap pandemi virus Corona," ujar Yeon-chul.
Direktur Senior Studi Korea di Center for The National Interest, Harry Kazianis, menyatakan hal senada. Menurutnya, tidak ada penjelasan yang lebih masuk akan selain Kim Jong Un menghilang untuk merespon ancaman virus Corona.
"Sangat mungkin dia mengambil jarak untuk memastikan kesehatannya atau karena ada orang terdekatnya yang terkena virus Corona," ujar Kazianis. Sebagai catatan, Kim menghilang selama dua pekan atau setara durasi masa inkubasi virus Corona.
Mengesampingkan unsur hilangnya Kim selama dua pekan, beberapa pihak juga meneliti kenapa Kim tiba-tiba meresmikan sebuah pabrik pupuk di Sunchon. Sunchon sendiri jauh dari lokasi yang diduga tempat Kim bersembunyi selama ini, Wonsan.
Laporan terbaru dari Center for Nonproliferation Studies, yang dikutip dari Reuters, menduga pabrik pupuk di Sunchon adalah bagian integral dari rezim Kim. Pabrik tersebut bisa menunjukkan perhatian Kim terhadap perekonomian warganya selain untuk menunjukkan bahwa pabrik tersebut berkaitan dengan kebijakan nuklirnya.
Dalam laporan lembaga tersebut, ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa pabrik pupuk di Sunchon memiliki dua fungsi. Selain untuk memproduksi pupuk, juga untuk pengayaan uranium. Korea Utara, selama ini, memang terus maju dengan kebijakan nuklirnya.
Amerika, lewat Presiden Donald Trump, sempat bernegosiasi dengan Kim Jong Un soal mereduksi kebijakan nuklir Korea Utara. Namun, negosiasi itu buntu di tahun 2019. Nuklir, menurut sejumlah pakar, menjadi salah satu hal yang paling dikhawatirkan ketika Kim dikabarkan sakit keras.
ISTMAN MP | REUTERS | KOREA TIMES