TEMPO.CO, Washington -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meluncurkan paket pinjaman lunak untuk pengusaha kecil senilai US$350 miliar atau sekitar Rp5.800 triliun pada Jumat, 3 April 2020 untuk mengurangi dampak ekonomi akibat wabah virus Corona.
Trump mengatakan Paycheck Protection Program ini diluncurkan meskipun ada keberatan dari lembaga keuangan soal kesiapan meluncurkan kredit yang didukung pemerintah ini.
“Anda telah menjelaskannya kepada kami dan kami akan melaksanakannya. Kami perlu menyalurkan uang ke usaha kecil dan pekerja Amerika dan itu yang kami lakukan,” kata Steven Mnuchin, menteri Keuangan Amerika, yang berdiri di samping Trump di Gedung Putih pada Kamis, 2 April 2020, seperti dilansir Politico.
Paket kredit lunak ini merupakan bagian dari Paket Stimulus Ekonomi yang disetujui Kongres senilai US$2.2 triliun atau sekitar Rp37 ribu triliun pada pekan lalu.
Namun, paket kredit lunak ini sempat menimbulkan kebingungan terkait proses birokrasi dalam pencairan dananya.
Trump perlu segera mencairkan dana ini karena ada peningkatan jumlah pengangguran di AS pad pekan lalu sebanyak sekitar 6.6 juta atau naik sektiar tiga kali lipat.
Bank besar AS seperti JP Morgan mengaku belum bisa memastikan akan menyalurkan kredit lunak ini karena kurangnya panduan dari Gedung Putih. Ada isu verifikasi usaha kecil yang diperlonggar dan membuat kreditur merasa khawatir.
Namun, ada juga manajemen bank yang ingin berpartisipasi. “Kami ingin membantu pelanggan dan masyarakat,” kata Robert Fischer, Presiden Direktur Tioga State Bank.
Kongres dan pemerintah AS telah menyepakati paket stimulus ekonomi untuk menjaga perekonomian agar tidak terjauh ke jurang resesi saat wabah virus Corona. Bank Sentral AS atau The Fed juga mengatakan siap menggelontorkan dana untuk membeli surat utang pemerintah dan swasta dalam jumlah tak terbatas agar ekonomi bisa terus berjalan.