TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat terpilih sebagai negara paling berpengaruh di dunia dengan mengedepankan pendekatan diplomasi dan persuasi daripada tekanan militer dan ekonomi.
Berdasarkan survei Global Soft Power Index yang dibuat Brand Finance, setelah AS disusul Jerman di urutan kedua dan Inggris di posisi ketiga.
Baca Juga:
Adapun urutan empat hingga 10 adalah Jepang, Cina, Prancis, Kanada, Swiss, Swedia, dan Rusia.
Indonesia berada di urutan 41 sebagai negara paling berpengaruh di dunia. Posisi Indonesia di bawah Thailand dan Malysia masing-masing ranking 32 dan 33.
Survei ini juga menunjukkan tentang pemerintahan Presiden Trump yang telah melemahkan persepsi kepercayaan pada Amerika dan kemauan untuk menolong orang dalam beberapa tahun terakhir.
Berbeda dengan Jerman, yang diakui sebagai negara paling stabil perekonomiannya, dengan pemimpin yang dihormati, dan membantu negara-negara lain yang membutuhkan.
Namun Kanselor Angela Merkel yang menerapkan kebijakan buka pintu bagi pengungsi telah mencederai reputasinya di dalam negeri. Namun menurut para peneliti Mergel masih dihormati para pakar dan masyarakat secara internasional.
Menurut laporan Daily Mail, Selasa, 25 Februari 2020, survei ini dilakukan dengan mewawancarai 1.000 ahli termasuk politisi dan pengusaha-pengusaha terkemuka, dan 54 ribu anggota tersebar di 100 negara untuk memberikan penilaian negara-negara yang paling berpengaruh dengan pendekatan diplomatis ketimbang pendekatan militer dan tekanan ekonomi.
Survei ini membuat sejumlah kategori sebagai alat ukurnya seperti perdagangan, pemerintahan, budaya dan warisan, serta seperangkat nilai.
Adapun Cina dan Rusia masing-masing di urutan 5 dan 10. Sekalipun skornya kecil tentang reputasi, namun kedua negara ini menjadi alarm bagi negara-negara Barat.
"Cina dan Rusia sebagai titip perubahan bagi tatanan global di bidang politik, ekonomi, dan sosial.
Survei ini menempatkan Myanmar, Irak, Kazakhstan di urutan paling bawah negara-negara yang paling berpengaruh di dunia melalui pendekatan diplomasi ketimbang kekuatan militer atau tekanan ekonomi.