TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2019 menjadi momen yang penuh dengan tantangan politik bagi bekas Presiden Bolivia, Evo Morales.
Dia mengumumkan pengunduran diri dari jabatan Presiden pada 10 November 2019 setelah berkuasa sejak 22 Januari 2006.
Morales, yang merupakan Presiden pertama dari etnis Indian di Bolivia, menyebut pengunduran diri itu dilakukan karena ada upaya kudeta oleh kelompok militer dan polisi.
Pengunduran dirinya itu terjadi setelah berlangsung unjuk rasa dua pekan terkait dugaan kecurangan dalam penghitungan suara pada pemilu di Bolivia.
Kepada media massa, pejabat militer Bolivia mengaku telah meminta Morales mengundurkan diri dengan alasan kepentingan bangsa dan negara.
Morales kemudian mencari suaka politik ke Meksiko, sebelum melanjutkan perjalanan suaka politiknya ke Argentina.
“Saya ingin berterima kasih kepada semua ibu yang hadir. Para ibu dihormati di seluruh dunia karena berjuang membela demokrasi,” kata Morales saat berdemonstrasi bersama kelompok Mothers of Plaza de Mayo di Buenos Aires, Argentina seperti dilansir Batimes, Jumat, 27 Desember 2019.
Kelompok ibu ini berdemonstrasi setiap Kamis setiap pekannya untuk menuntut keadilan bagi anggota keluarga mereka yang tewas dan hilang akibat kekejaman diktator militer pada 1976 – 1983 di Argentina.