TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah riset yang dilakukan oleh Ipsos, Malaysia, mengungkap lebih dari dua per tiga masyarakat Malaysia khawatir pada persatuan dan kesatuan negara itu. Para responden khususnya waswas atas kemungkinan meletupnya konflik antar etnis atau kelompok-kelompok minoritas di negara itu.
Dikutip dari asiaone.com, sebanyak banyak responden menilai perasaan waswas mereka semakin tinggi, dimana hal ini naik 12 persen dibanding survei yang sama tahun lalu. Survei itu mengungkap 67 persen responden memandang ancaman konflik semakin nyata.
Bendera Malaysia. Sumber: Wikipedia
Malaysia berada diurutan keenam dalam survei global soal kekhawatiran konflik etnik. Angka itu lebih tinggi dibanding masyarkat Amerika Serikat, Afrika Selatan dan Turki. Namun lebih dari 61 persen masyarakat Malaysia yakin pemerintah mereka dan otoritas berwenang di negara itu bisa memberikan keamanan yang memadai dan melindungi masyarakat jika konflik etnis atau kelompok minoritas meletup dalam 12 bulan ke depan.
Survei Ipsos dilakukan pada 1 September 2019 – 30 September 2019, yang melibatkan seribu responden diseluruh Malaysia untuk berpartisipasi dalam survei ini. Dalam survei itu, hanya 40 persen warga Malaysia yang berfikir negara itu akan mencapai Visi 2020, sisanya 22 persen tidak yakin atau bahkan tidak tahu apa itu Visi 2020.
Visi 2020 ditujukan untuk membuat Malaysia menjadi sebuah negara maju per tahun 2020. Dalam survei itu terungkap pula 89 persen responden mengaku bangga menjadi warga negara Malaysia.