Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keturunan Tionghoa Indonesia Dirikan Kampung Bali di Cina

image-gnews
Gerbang bergaya Bali di pintu masuk Kampung Bali Nansan, Cina.[Randy Mulyanto/South China Morning Post]
Gerbang bergaya Bali di pintu masuk Kampung Bali Nansan, Cina.[Randy Mulyanto/South China Morning Post]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keturunan Tionghoa Indonesia yang eksodus ke Cina selama masa Presiden Sukarno membangun permukiman bergaya Bali yang dikenal sebagai Kampung Bali.

Dikutip dari South China Morning Post, 17 November 2019, Kampung Bali di Nansan, salah satu dari banyak permukiman yang dibangun di Cina pada 1950-an dan 1960-an, adalah untuk menampung kembali puluhan ribu etnis Tionghoa yang terpaksa melarikan diri dari gelombang dendam rasial yang berlangsung di bawah presiden Indonesia pasca-kemerdekaan Sukarno.

Enam puluh tahun lalu Presiden Sukarno menerapkan Keputusan Presiden No. 10 tahun 1959 untuk melucuti hak warga asing menjalankan bisnis ritel di daerah pedesaan. Tetapi bagi beberapa penduduk Kampung Bali Nansan, seperti Tan Kok Jin, 71 tahun, dan Wu Sui Thin, 80 tahun, ingatannya sama segar seperti kemarin.

Wu dan Tan, seperti banyak orang lain di Kampung Bali Nansan, memiliki kewarganegaraan Indonesia. Ketika Cina menyumbang sekitar 90 persen dari sekitar 90.000 bisnis asing yang terdaftar di Indonesia, dekrit Sukarno secara luas dipandang sebagai tuntutan etnis. Sementara, secara teknis itu hanya merujuk pada warga negara asing, dalam praktiknya dekrit mempengaruhi semua etnis Tionghoa, termasuk mereka yang kewarganegaraan Indonesia.

Selama enam tahun berikutnya, lebih dari 100.000 etnis Cina, Tan dan Wu di antara mereka, melarikan diri dari Indonesia, kembali ke tanah leluhur mereka dengan kapal yang dibayar oleh pemerintah di Beijing. Ketika mereka tiba, mereka dikirim untuk bekerja di permukiman pertanian yang telah dibuat khusus untuk mereka, banyak dari mereka di provinsi Fujian, Guangdong dan Hainan.

Di antara permukiman ini adalah Kampung Bali Nansan, yang menampung sekitar 500 etnis Tionghoa pria dan perempuan, yang sebagian besar tidak punya uang.

Sebuah panggung di Kampung Bali Nansan yang menyelenggarakan pertunjukan tari tradisional Indonesia.[Randy Mulyanto/South China Morning Post]

Di kampung ini kita disambut dengan gerbang bergaya Bali, yang sekarang sebagian besar terdiri atas rumah susun yang dibangun oleh pemerintah dan dijual kepada penduduk dengan harga diskon. Di belakang desa adalah panggung di mana tarian tradisional Indonesia masih dilakukan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski demikian, tidak semua penduduk Kampung Bali Nansan berasal dari Bali. Wu Sui Thin dan suaminya, Huang Hua Tung, 82 tahun, termasuk beberapa yang datang dari pulau Bangka, sebelah timur Sumatra.

Pasangan itu belum saling kenal pada saat itu. Wu menikahi Huang ketika dia berusia 25 tahun dan mereka sekarang tinggal di flat 92 meter persegi dengan tiga kamar tidur, balkon, satu set televisi, dan sebuah altar tempat duduk patung leluhur Guanyin dan Huang. Wu dan Huang fasih berbahasa Indonesia, tetapi memilih untuk berbicara satu sama lain dalam bahasa Mandarin.

Wu lahir di Indonesia dari keluarga asli Tionghoa Hakka. Dia belajar di sekolah keperawatan menengah-Indonesia di Bangka sampai dia berusia 14 tahun, kemudian pindah ke sekolah menengah Cina selama dua tahun dan menghabiskan periode singkat mengajar bahasa Mandarin. Ketika dia berusia 20 tahun, sebagai bagian dari pai hua yang sedang berlangsung, pemerintah Indonesia memerintahkan penutupan tambang timah yang mempekerjakan ayah tirinya dan keluarga yang terdiri dari Wu, ibu dan ayah tirinya, dua adik perempuan dan tiga adik lelaki. Semuanya pindah ke Cina.

Keturunan Indonesia lain adalah Tan. Seperti Tan, Wu tidak pernah menyesal melakukan perjalanan, meskipun dia berjuang dengan cuaca dingin pada awalnya.

Dia menemukan pekerjaan di sebuah toko serba ada milik pemerintah yang menjual beras di bawah sistem penjatahan yang diperkenalkan oleh pemerintah untuk mengatasi Kelaparan China Hebat tahun 1959-1961 yang menyebabkan kematian puluhan juta orang.

Huang, suaminya, berasal dari Hokkien. Orang tuanya pindah ke pulau Bangka dari Quemoy di Taiwan, yang diklaim oleh Beijing sebagai bagian dari provinsi Fujian. Huang meninggalkan orang tua dan saudara-saudaranya ketika dia naik salah satu kapal yang didanai Cina pada tahun 1959. Dia berusia 22 dan bermimpi mengejar pendidikan tinggi tetapi puas ketika dia tiba di Kampung Bali di Nansan, Cina, dan mendapatkan pekerjaan di sebuah pabrik yang membuat mesin.

Sumber: https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3037931/chinese-who-fled-sukarnos-indonesia-build-new-bali-under-mao

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 jam lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas


Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

4 jam lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

23 jam lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Jokowi bertemu Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan di Istana Kepresiden Jakarta, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.


Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Pedagang menjajakan foto pasangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 di lapaknya di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu, 6 April 2024. Meski proses gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024 masih berjalan dan pelantikan presiden terpilih belum dilaksanakan, foto pasangan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden 2024-2029 sudah mulai dipasarkan. TEMPO/Martin Yogi
Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.


Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

2 hari lalu

Huawei Nova 12. gsmarena.com
Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

2 hari lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

2 hari lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

3 hari lalu

Cuplikan video padi di gurun Dubai, yang dikembangkan CIna,  7 April 2024 (Asia Hot Topics)
Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.