TEMPO.CO, Jakarta - Politikus India dan Ketua partai BJP, Vineet Agarwal Sharda, menuding polusi udara di Kota New Delhi, India, saat ini kemungkinan bersumber dari sebuah serangan kimia dari Pakistan. Sharda pun berkeras teori kedap udara harus secara serius dipertimbangkan.
“Ada sebuah kemungkinan kalau gas beracun mungkin saja dilepaskan oleh salah satu negara tetangga yang takut pada kita,” kata Sharda, seperti dikutip dari rt.com, Rabu, 6 November 2019.
Partai Bharatiya Janata atau BJP adalah partai berkuasa di India. Partai ini juga yang menggolkan Perdana Menteri Narendra Modi ke kursi kekuasaan.
Seorang pria menggunakan masker melewati polusi udara di New Delhi, 3 November 2019. REUTERS/Adnan Abidi
Sharda menduga Pakistan dan Cina adalah dua negara yang paling dicurigai. Untuk itu, India dinilainya harus serius mempertimbangkan apakah Islamabad sudah melepaskan zat-zat beracun ke wilayah udara New Delhi. Sharda juga menuding Pakistan merasa diintimidasi oleh Perdana Menteri Narendra Modi dan menekankan India tidak pernah kalah dalam sebuah peperangan dengan negara tetangganya yang memiliki senjata nuklir.
Selain menuding negara tetangga India, Sharda juga mengkritisi para pejabat pemerintah India yang menyalahkan emisi pabrik-pabrik dan pertanian sebagai biang keladi lingkungan India dalam bahaya.
“Petani adalah tulang punggung negara kita. Para petani dan pelaku industry seharusnya tidak disalahkan,” kata Ketua Partai BJP itu.
India terseok-seok mencari sebuah solusi bagi polusi udara yang dialami Ibu Kota New Delhi. Tingkat pencemaran udara di kota itu sekarang sudah masuk ke level berbahaya. Sebelumnya pada awal pekan ini, Menteri Kesehatan India, Harsh Vardhan, menyarankan masyarakat agar banyak makan wortel untuk membantu melindungi masyarakat India dari penyakit-penyakit yang disebabkan polusi udara.