TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menegaskan kembali bahwa penerusnya adalah Anwar Ibrahim, bukan Menteri Ekonomi Mohamed Azmin Ali.
Meskipun ada permintaan dari kalangan tertentu yang memintanya untuk tetap bertahan hingga pemilihan umum berikutnya, Dr Mahathir mengatakan dia berkomitmen untuk mengundurkan diri sebelum itu.
Dikutip dari The Star, 4 November 2019, dalam sebuah wawancara dengan Sydney Morning Herald di Bangkok, ketika ditanya apakah dia pasti akan menyerahkan tongkat estafet kepada Anwar daripada Azmin, Dr Mahathir menjawab, "Ya, saya akan".
"Meskipun ada banyak orang lain yang telah meminta saya untuk melanjutkan hingga pemilihan berikutnya, tetapi itulah pandangan mereka.
"Komitmen saya adalah mundur sebelum pemilu berikutnya, tentu saja," katanya.
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menjenguk Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim, yang tengah dirawat di Rumah Sakit Rehabilitasi di Cheras, Kuala Lumpur, Sabtu sore 12 Mei 2018. Presiden PKR, Wan Azizah Wan Ismail, yang merupakan istri Anwar, turut hadir dalam pertemuan ini. Facebook.com/Bebas Anwar
Namun Mahathir enggan memberikan jangka waktu tertentu untuk transisi kekuasaan yang disepakati.
"Saya tidak bisa mengatakan apakah itu dua atau tiga tahun, tetapi saya pasti akan mundur seperti yang saya janjikan," kata Dr Mahathir, yang berada di Bangkok untuk KTT Asean ke-35.
Ada panggilan dari dalam Pakatan Harapan serta Oposisi bagi Mahathir untuk tetap sebagai Perdana Menteri sampai akhir mandat pemerintah yang berkuasa.
Namun, ada rencana suksesi yang disepakati di mana Mahathir Mohamad seharusnya menyerahkan jabatan kepada Anwar Ibrahim, Ketua Umum PKR, yang mengatakan sudah ada perjanjian tertulis mengenai transisi kekuasaan.