TEMPO.CO, Ashgabat – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan posisi PM hanya bisa ditentukan oleh Dewan Presiden Pakatan Harapan.
Pakatan Harapan merupakan nama koalisi yang terdiri dari empat partai pendukung Mahathir pada pemilu 2018.
Mahathir menanggapi pernyataan pihak oposisi agar dia memperpanjang masa jabatan sebagai PM hingga pemilu berikutnya.
“Itu pendapat mereka. Ini akan ditentukan oleh Dewan Presiden PH. Kami akan memutuskan soal ini,” kata Mahathir seperti dilansir Malaymail pada Senin, 28 Oktober 2019.
Mahathir melanjutkan,”Jika mereka (oposisi) yang membuat saya sebagai PM sebelum Pemilu kemarin, mereka yang punya hak untuk meminta saya menjabat lebih lama.”
Dia mengatakan ini dalam jumpa pers dengan media Malaysia sebelum mengakhiri kunjungan kerja di Turkmenistan pada Senin ini.
Pada Kamis pekan lalu, enam anggota parlemen dari UMNO menggelar jumpa pers di Lobi Parlemen. Mereka menyatakan dukungan kepada Mahathir untuk melanjutkan jabatan PM hingga pemilu ke 15, yang akan digelar pada 2023.
Soal masa jabatan ini, Mahathir mengatakan dia belum menentukan waktu spesifik untuk transisi jabatan PM.
“Saya janji saya tidak akan menjabat terlalu lama. Tapi saya pikir berdasarkan pengalaman saya sebelumnya, saya bisa mencoba mengoreksi semua kesalahan dari Najib Razak,” kata dia. Razak merupakan PM sebelum Mahathir, yang juga adalah mentor politik bagi Razak.
Mahathir menyebut negara dalam kondisi buruk dan masalahnya tidak bisa diselesaikan dengan mudah. “Kita punya banyak utang dan Najib sudah merusak mesin pemerintahan,” kata dia. “Masalah itu dan masalah lainnya yang dibuat Najib harus diperbaiki.”
Berdasarkan kesepakatan internal Pakatan Harapan sebelum pemilu ke -14 kemarin, Mahathir bakal menjabat PM dan kemudian menyerahkannya kepada Anwar Ibrahim, yang merupakan Presiden Partai Keadilan Rakyat dan salah satu anggota koalisi itu.