Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hong Kong Rugi Rp 4,5 T Akibat Demonstrasi Hari Libur Nasional

image-gnews
Pekerja kantor anti-pemerintah mengenakan topeng menghadiri protes waktu makan siang, setelah media lokal melaporkan larangan yang diharapkan atas masker wajah di bawah hukum darurat, di Central, di Hong Kong, Cina, 4 Oktober 2019. REUTERS/Tyrone Siu
Pekerja kantor anti-pemerintah mengenakan topeng menghadiri protes waktu makan siang, setelah media lokal melaporkan larangan yang diharapkan atas masker wajah di bawah hukum darurat, di Central, di Hong Kong, Cina, 4 Oktober 2019. REUTERS/Tyrone Siu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perekonomian Hong Kong merugi HK$ 2,8 miliar atau Rp 4,52 triliun dalam sepekan terakhir akibat demonstrasi selama Golden Week, atau pekan liburan Hari Nasional Cina.

Pakar dan pengusaha mengungkapkan pada Senin kemarin, bahwa demonstrasi telah merusak bisnis berbagai sektor seperti kuliner, transportasi dan hotel, yang bisa melebihi HK$ 1,9 miliar atau Rp 3,5 triliun selama liburan tiga hari akhir pekan.

Menurut laporan South China Morning Post, 8 Oktober 2019, setiap sumber juga meramalkan bahwa ekonomi Hong Kong hanya akan menjadi lebih buruk jika demonstrasi terus berlangsung.

Kepala sebuah perusahaan broker lokal memperkirakan bahwa MTR Corporation rugi sekitar HK$ 500 juta (Rp 903 miliar) selama akhir pekan, mengutip kerusakan yang disebabkan oleh pengunjuk rasa dan hilangnya pendapatan tiket.

Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor pada hari Jumat mengeluarkan larangan topeng dan penutup wajah di majelis umum dengan menerapkan hukum darurat era kolonial yang tidak digunakan dalam lebih dari setengah abad.

Jalanan disrtik perbelanjaan Hong Kong yang terkenal karena ramai, pada hari Selasa tampak sepi karena demonstrasi, 1 Oktober 2019.[Winson Wong/South China Morning Post]

Para pengunjuk rasa bereaksi dengan kekerasan, mengecam keras dan menentang larangan topeng. Pendemo turun ke jalan dengan melakukan perusakan dan vandalisme di seluruh Hong Kong pada Sabtu dan Minggu.

Di tengah kekacauan, muncul rumor online bahwa tingkat kehancuran baru dapat mengakibatkan pembatasan pada sistem keuangan kota yang akan menargetkan pengunjuk rasa.

Menteri Keuangan Paul Chan Mo-po pada hari Minggu dengan cepat membantah desas-desus, mengatakan pemerintah tidak memiliki rencana untuk memaksakan kontrol valuta asing dan berkomitmen untuk menjaga aliran modal bebas di kota.

Pada Agustus, Chan meluncurkan serangkaian langkah ekonomi bernilai lebih dari HK$ 19 miliar (Rp 34,3 triliun) untuk usaha kecil dan menengah untuk mengurangi dampak dari masalah ekonomi.

Vandalisme yang meluas di stasiun MTR pada hari Sabtu menyebabkan sistem kereta Hong Kong benar-benar ditutup untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir. Sebagian besar mal, supermarket, dan bahkan toko serba ada juga tutup hari itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anggota parlemen pariwisata Yiu Si-wing mengatakan angka imigrasi dari 1 Oktober hingga 6 Oktober, selama Pekan Emas Cina, turun 53,6 persen dari tahun lalu menjadi 730.000 pengunjung.

Jumlah kedatangan pengunjung pada hari Minggu, yang mencapai sekitar 83.000, turun 62 persen dibandingkan dengan hari yang sama tahun lalu.

Yiu mengatakan pengunjung ke Hong Kong menghabiskan rata-rata HK$ 4.000 atau Rp 7,5 juta selama waktu mereka di kota. Berdasarkan rata-rata itu, ia menghitung bahwa jumlah pengunjung yang menurun berarti kehilangan setidaknya HK US$ 2,8 miliar (Rp 5,1 triliun) sejak 1 Oktober.

Yiu mengatakan tingkat hunian hotel Hong Kong telah turun menjadi sekitar 50 persen dari lebih dari 95 persen selama periode yang sama tahun lalu.

Ekonom Andy Kwan Cheuk-chiu, direktur ACE Centre for Business and Economic Research, memperkirakan bahwa sektor ritel menderita kerugian dalam penjualan sekitar HK$ 1 miliar (RP 1,8 triliun) atau sekitar 25 persen, selama tiga hari terakhir. Dia mengatakan perkiraannya didasarkan pada HK$ 40 miliar atau Rp 72,2 triliun dalam penjualan ritel yang dicatat Oktober lalu.

Kwan mengatakan penyebabnya adalah penggunaan undang-undang darurat pemerintah, bukan protes destruktif, yang pada akhirnya akan menimbulkan lebih banyak kerusakan pada ekonomi Hong Kong.

"Dampak dari protes terhadap ekonomi hanya jangka pendek," katanya. "Bagaimanapun, saya pikir tidak semua pengacau adalah pengunjuk rasa yang sebenarnya. Beberapa menyamar sebagai pengunjuk rasa."

"Tetapi menerapkan hukum darurat akan memiliki dampak merusak jangka panjang pada ekonomi Hong Kong. Ini akan menyebabkan krisis kepercayaan di antara orang-orang, termasuk investor, karena banyak yang meragukan keabsahan dan pembenarannya," tambahnya.

Kwan mengatakan penegakan undang-undang status darurat akan memicu spekulasi bahwa hukum akan diperluas ke aspek lain dari kehidupan sehari-hari, seperti berpotensi membekukan aset dan rekening bank pendemo Hong Kong. Kwan mengatakan skenario terburuk bisa menjadi keruntuhan ekonomi Hong Kong.

Francis Lun Sheung-nim, kepala eksekutif pialang Geo Securities, memperkirakan MTR Corp menderita kerugian HK$ 500 juta (Rp 903 miliar) selama demonstrasi akhir pekan di Hong Kong, dengan memperhitungkan HK$ 300 juta (Rp 542 miliar) dari fasilitas yang rusak dan HK$ 200 juta (Rp 362 miliar) dari hilangnya pendapatan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Catat Tanggalnya, Ada 3 Minggu Long Weekend di Hari Libur Mei-Juni 2024

1 hari lalu

Ilustrasi kalender kerja. shutterstock.com
Catat Tanggalnya, Ada 3 Minggu Long Weekend di Hari Libur Mei-Juni 2024

Bulan Mei menjadi bulan kedua yang memiliki tanggal merah terbanyak setelah bulan April, alias terdapat beberapa long weekend.


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

6 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

10 hari lalu

Truong My Lan. Istimewa
Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

Truong My Lan, taipan real estate dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Vietnam. Apa yang diperbuatnya? Berikut profilnya.


Keluarga WNI Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong akan Urus Pemulangan Jenazah

11 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi sebuah kecelakaan bus tingkat dua di Hong Kong, 10 Februari 2018. Sebanyak 65 penumpang lainnya terluka, dan 33 lainnya dirawat di rumah sakit. AP
Keluarga WNI Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong akan Urus Pemulangan Jenazah

Perwakilan keluarga dua WNI yang tewas dalam kebakaran apartemen di Distrik Kowloon telah tiba di Hong Kong untuk mengurus pemulangan jenazah.


Dua WNI Tewas dalam Kebakaran di Hong Kong

13 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Dua WNI Tewas dalam Kebakaran di Hong Kong

KJRI Hong Kong mengonfirmasi adanya dua WNI yang meninggal dunia akibat kebakaran gedung apartemen di Distrik Kowloon, Hong Kong


Kebakaran di Hong Kong, 5 Korban Luka Serius

15 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. shutterstock
Kebakaran di Hong Kong, 5 Korban Luka Serius

Sebuah gedung tempat tinggal kebakaran hingga membuat jalan di sekitar area gedung ditutuo sementara.


Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

16 hari lalu

Duduk dari kiri ke kanan: Sri Sultan Hamengkubuwono X, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati dan Amien Rais pada momentum Deklarasi Ciganjur, kediaman Gus Dur, 10 November 1998. (Repro buku Gerak dan Langkah)
Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.


Leslie Chung: Aktor Kenamaan Hong Kong dan Ikon Pendobrak Batas Gender

23 hari lalu

Leslie Cheung. last.fm
Leslie Chung: Aktor Kenamaan Hong Kong dan Ikon Pendobrak Batas Gender

Film Leslie Cheung, aktor Hong Kong, yang berjudul Farewell My Concubine pada tahun 1993 meraih penghargaan Palme D'Or di Festival Cannes


5 Masjid di Hong Kong yang Menarik Wisatawan Muslim, Tertua Dibangun pada 1840-an

27 hari lalu

Jamia Mosque Hong Kong (Hong Kong Tourism Board)
5 Masjid di Hong Kong yang Menarik Wisatawan Muslim, Tertua Dibangun pada 1840-an

Masjid tertua di Hong Kong dibangun pada 1840-an dan kini termasuk salah satu bangunan bersejarah grade 1.


Rekomendasi Tempat Wisata dan Kuliner untuk Keluarga di Hong Kong

28 hari lalu

Rekomendasi Tempat Wisata dan Kuliner untuk Keluarga di Hong Kong

Hong Kong, sebuah kota yang memikat dengan perpaduan antara budaya tradisional dan kemajuan modern, menawarkan pengalaman liburan yang tak terlupakan bagi seluruh anggota keluarga.