TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengecam rencana pemerintahan Donald Trump yang meningkatkan penjualan senjata dan pasukan tambahan ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Pelosi menyebut langkah Trump keterlaluan karena melampaui kehendak bipartisan dan dua Kongres. "Tindakan yang tidak dapat diterima ini menimbulkan kekhawatiran," kata Pelosi dikutip dari CNN pada Sabtu, 21 September 2019.
Kemarahan Pelosi terjadi setelah pengumuman dari Pentagon pada Jumat bahwa mereka akan mengirim pasukan tambahan dan sistem pertahanan udara dan rudal ke kedua negara sebagai tanggapan atas serangan 14 September terhadap kilang minyak Saudi. Amerika menuduh Iran di balik serangan, yang langsung dibantah oleh Teheran.
"Orang Amerika lelah dengan perang, dan tidak tertarik memasuki konflik Timur Tengah lainnya, khususnya atas nama Arab Saudi," jelas Pelosi. "Mereka tidak akan tinggal diam sementara Presiden merusak keamanan kita dan membahayakan nyawa anggota militer kita yang berani."
Anggota Republik DPR dari Texas, Michael McCaul, Republikan yang membidangi Komite Luar Negeri DPR, menyuarakan dukungan pada hari Rabu untuk menyediakan sumber daya militer ke Arab Saudi sebagai upaya mencegah keterlibatan langsung AS.
"Baik Amerika Serikat atau Arab Saudi tidak boleh melakukan ini sendirian," katanya kepada Fox News, dengan asalan untuk membantu Arab Saudi mempertahankan dengan lebih baik.
Beberapa konservatif juga mengecam pengerahan pasukan Amerika ke Timur Tengah, dengan alasan perlunya membatasi intervensi militer asing.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memegang grafik penjualan perangkat keras militer saat berbincang dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. (AP Photo/Evan Vucci)
Ini bukan perselisihan pertama Trump dengan Kongres karena mengirim sumber daya militer ke Arab Saudi dan UEA.
Nancy Pelosi mencatat bahwa DPR dan Senat telah sepakat untuk memblokir penjualan senjata ke Arab Saudi dan UEA awal musim panas ini. Pada bulan Juli, Trump memveto tiga resolusi bersama DPR dan Senat yang melarang penjualan senjata ke Arab Saudi dan UEA.
Dikutip dari Reuters, Pentagon mengatakan akan ada sejumlah pasukan yang dikerahkan dan akan berjaga di lapangan serta mengirimkan peralatan militer ke Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Tidak dipublikasi berapa pasti jumlah pasukan yang dikerahkan dan tanggal pasti pengiriman pasukan.
Reuters sebelumnya melaporkan Pentagon mempertimbangkan pengiriman baterai anti-rudal, drone dan lebih banyak jet tempur. Amerika Serikat juga mempertimbangkan mengirimkan kapal induk ke kawasan Arab Saudi.
Pentagon meyakinkan akan menahan diri melakukan serangan balasan atas serangan dua fasilitas pengolahan kilang minyak Arab Saudi. Serangan itu telah berdampak pada pasar minyak dunia dan menunjukkan rentannya pertahanan udara Arab Saudi.