TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin menawarkan menjual senjata hipersonik Rusia kepada Donald Trump daripada harus mengembangkan senjata hipersonik sendiri.
"Saya sudah memberi tahu Donald Trump: Apakah Anda ingin kami menjualnya (persenjataan hipersonik) kepada Anda? Dan kami akan menyeimbangkan semuanya dengan itu," kata Putin ketika ditanya bagaimana persenjataan Rusia yang baru bisa masuk ke dalam perjanjian pengendalian senjata yang ada, ketika berbicara di Eastern Economic Forum (EEF), Vladivostok, pada Kamis.
Masih belum jelas apakah Donald Trump telah mempertimbangkan tawaran itu, karena Washington berusaha untuk membuat senjata hipersonik sendiri.
"Yah, mungkin mereka akan melakukannya. Tapi mengapa membelanjakan uang ketika kita sudah menghabiskannya dan bisa mendapatkan sesuatu sebagai balasan tanpa merusak keamanan kita sendiri dan demi menciptakan keseimbangan?" tambah Putin, dikutip dari laporan RT.com, 5 September 2019.
Pesawat Angkatan Udara Rusia MiG-31K membawa rudal aero-balistik hipersonik presisi tinggi Kh-47M2 Kinzhal selama parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Rusia, 9 Mei 2018. AP/Pavel Golovkin
Putin mengatakan bahwa tawaran itu dibuat setelah upaya untuk memasukkan senjata terbaru Rusia dalam perjanjian pembatasan senjata baru, mengingat bahwa tidak ada negara lain yang membuat senjata hipersonik sejauh ini.
"Ini adalah tawaran khusus, tetapi dalam hal apa pun, Rusia siap untuk dialog ini, untuk diskusi ini. Namun sejauh ini kami belum menerima jawaban yang jelas dari Amerika," ujar Putin dikutip dari Sputnik.
Entah ucapan Vladimir Putin ini serius atau hanya sekadar lelucon sarkas, karena Rusia seperti halnya negara lain, selalu enggan menjual senjata terbaru ke luar negeri atau, setidaknya membuat versi ekspor khusus dari mereka.
Sarkas atau tidak, rudal hipersonik menjadi momok menakutkan bagi teknologi militer. Senjata hipersonik dapat mencapai kecepatan sangat tinggi yang membuatnya lebih sulit untuk dicegat dengan sistem antirudal saat ini.