TEMPO.CO, Seoul – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, bersepakat pada pertemuan dadakan keduanya pada Ahad kemarin untuk melanjutkan dialog mencari terobosan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Baca juga: Donald Trump: Pertemuan dengan Kim Hindarkan Dunia Dari Nuklir
Trump menjadi Presiden pertama AS yang menginjakkan kaki di wilayah Korea Utara pada Ahad kemarin saat dia menemui Kim di Zona Demiliterisasi, yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan. Trump tiba sehari sebelumnya di Seoul, Korea Selatan, untuk pertemuan bersejarah ini.
“Pimpinan puncak kedua negara sepakat untuk terus berkomunikasi secara dekat di masa depan dan memulai lagi dialog produktif untuk membuat terobosan baru denuklirisasi di Semenanjung Korea dan hubungan bilateral,” begitu dilansir kantor berita KCNA dari Korea Utara seperti dikutip Reuters pada Senin, 1 Juli 2019.
Baca juga: Trump dan Kim Jong Un Berhasil Capai Denuklirisasi di Vietnam
Pertemuan dadakan keduanya ini terjadi setelah Trump mencuitkan undangannya kepada Kim untuk bertemu saat sedang berada di acara G-20 di Osaka, Jepang. Kim disebut terkejut dengan langkah Trump ini dan lalu menyetujui untuk bertemu.
Seusai pertemuan, Trump mengatakan telah mengadakan pertemuan besar dengan Kim dan akan bertemu lagi secepatnya. Menurut Trump, juru runding kedua negara akan segera bertemu untuk membicarakan solusi atas masalah yang telah terjadi lama dan terus-menerus.
Baca juga: Kim Jong Un Sebut Senjata Nuklir untuk Jaga Kedaulatan Negara
“Tidak terburu-buru tapi kami akhirnya akan sampai di sana,” kata Trump.
Menurut Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, pertemuan kedua negara akan segera terjadi pada Juli 2019 dalam dua – tiga pekan lagi. Juru runding Korea Utara adalah tim diplomat dari kementerian Luar Negeri.
KCNA merilis foto yang menunjukkan Menteri Luar Negeri, Ri Yong Ho, dan Pompeo terlihat duduk di sebelah Kim dan Trump di Gedung Freedom House, yang terletak di Zona Demiliterisasi.
Mengenai pertemuan ini, pemerintah Cina menyambutnya sebagai perkembangan besar antara Trump dan Kim. Seperti dilansir Channel News Asia, Beijing mendesak semua pihak mengambil kesempatan ini untuk membuat kemajuan dan melakukan denuklirisasi di Semenanjung Korea.