TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, membantu dunia kembali menghindar dari malapetaka nuklir. Demikian kata Presiden Amerika Serikat Donald Trump, usai melakukan pembicaraan empat mata dengan Kim di Singapura, Selasa, 11 Juni 2018.
"Dunia telah mengambil langkah besar untuk kembali menghindar dari malapetaka nuklir," kata Trump melalui cuitan di akun Twitter, seperti dikutip Channel News Asia.
Baca: KTT Trump - Kim: Singapura Usir Wartawan Korea Selatan
Foto satelit fasilitas uji coba nuklir Korea Utara di Provinsi Hamgyong utara, 23 Mei 2018. Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah mengundang sejumlah media dari beberapa negara untuk menyaksikan perlucutan situs uji coba bom nuklir Punggye-ri. Satellite image ©2018 DigitalGlobe, a Maxar company/Handout via REUTERS
"Tidak ada lagi peluncuran roket, uji coba nuklir atau riset. Para sandera kembali ke rumah bersama keluarganya. Terima kasih Yang Mulia Kim, kita berdua bersama-sama membangun sejarah." Trump juga mengucapkan terima kasih kepada Pemimpin Korea Utara itu karena telah mengambil langkah berani demi menuju masa depan baru bagi rakyatnya.Suasana saat situs uji coba bom nuklir Punggye-ri diledakkan untuk dihancurkan, di Provinsi Hamgyong Utara, Korea Utara, 24 Mei 2018. Pemerintah Korea Utara, yang dipimpin Kim Jong Un, menepati janjinya untuk menghancurkan situs uji coba bom nuklir Punggye-ri sebagai langkah untuk menurunkan ketegangan di Semenanjung Korea. News1/Pool via REUTERS
"Pertemuan kami yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Presiden Amerika Serikat dengan Korea Utara membuktikan bahwa perubahan nyata sangat mungkin terjadi." Dia menambahkan, "Tidak ada batas waktu, kapan Korea Utara menyerahkan senjata nuklirnya."
Baca: Empat Kesepakatan Trump dan Kim Jong Un
Presiden Trump dan Kim mengadakan pertemuan bersejarah di Singapura, Selasa, 11 Juni 2018. Kedua pemimpin melakuan pembicaraan selama beberapa jam bersama dengan utusan negara masing-masing untuk menandatangani kesepakatan mengurangi senjata nuklir di Semenanjung Korea.