Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

HRW Kritik ASEAN Setengah Hati Bela Pengungsi Rohingya

image-gnews
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) berjabat tangan dengan Pemimpin  Myanmar Aung San Suu Kyi saat pertemuan bilateral Indonesia-Myanmar di sela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Sabtu, 22 Juni 2019. ANTARA
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) berjabat tangan dengan Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi saat pertemuan bilateral Indonesia-Myanmar di sela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Sabtu, 22 Juni 2019. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Human Right Watch (HRW) meminta para pemimpin Asia Tenggara pada KTT ASEAN ke-34 agar memikirkan kembali penilaian mereka terhadap kondisi buruk etnis Rohingya di Myanmar.

Selama KTT 2018, ASEAN membahas krisis Rohingya tetapi sebagian besar berfokus pada masalah repatriasi, memperlakukan "situasi kemanusiaan" di Negara Bagian Rakhine Myanmar hanya sebagai "masalah keprihatinan" dan mengabaikan kejahatan pemerintah terhadap kemanusiaan, kata HRW dalam situs webnya, dikutip 22 Juni 2019.

Baca juga: Mahathir Desak Penindasan Atas Etnis Rohingya Dihentikan

Untuk KTT minggu ini, Tim Tanggap Darurat dan Tindakan (ERAT) ASEAN merilis penilaian awal tentang repatriasi bagi sekitar satu juta pengungsi Rohingya yang sekarang di Bangladesh.

Laporan setebal 56 halaman, yang diperoleh oleh Human Rights Watch, dikembangkan tanpa masukan dari para pengungsi Rohingya dan hampir seluruhnya mengabaikan kekejaman pemerintah Myanmar yang menyebabkan pemindahan massal.

Laporan bahkan tidak menggunakan istilah "Rohingya" yang menyangkal identitas diri kelompok itu.

"ASEAN tampaknya berniat membahas masa depan Rohingya tanpa mengutuk atau bahkan mengakui kampanye pembersihan etnis militer Myanmar melawan mereka," kata Brad Adams, direktur HWR untuk Asia.

"Tidak masuk akal bagi para pemimpin ASEAN untuk mendiskusikan pemulangan populasi yang trauma ke tangan pasukan keamanan yang membunuh, memperkosa, dan merampok mereka," tambahnya.

Baca juga: PBB Akui Ada Kegagalan Sistemik Saat Tangani Etnis Rohingya

Pemerintah Myanmar telah berulang kali membantah bahwa militernya bertanggung jawab atas situasi pengungsi saat ini

Dalam pernyataan penutup pada KTT 2018, ASEAN menyatakan "perlu menemukan solusi yang komprehensif dan jangka panjang untuk mengatasi akar penyebab konflik dan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga masyarakat yang terkena dampak dapat membangun kembali kehidupan mereka."

Namun menurut Human Right Watch, fokus ASEAN selanjutnya pada proses repatriasi seperti yang ditunjukkan dalam laporan ERAT, mengabaikan situasi di lapangan dan gagal mengidentifikasi akar penyebab krisis yang perlu diselesaikan sebelum pengungsi dapat kembali dalam keamanan dan martabat.

Baca juga: Indonesia Diminta Terus Suarakan Genosida Rohingya di Myanmar

ASEAN juga mengabaikan upaya untuk menyelidiki pelanggaran dan mendapatkan keadilan bagi para korban kekejaman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Laporan ERAT mengatakan bahwa tujuannya "untuk menilai kesiapan Pusat Penerimaan dan Transit, termasuk lokasi relokasi yang potensial yang telah diidentifikasi oleh Pemerintah Myanmar," tetapi mencatat bahwa ada atau tidaknya syarat-syarat untuk pengembalian adalah "di luar cakupan" dari penilaian.

Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan (AHA Centre) menanggapi kritik terhadap kelalaian ini dengan mengklaim bahwa bidang keahlian dan mandat ERAT adalah “manajemen bencana...Ini sangat fokus dan kami tidak bisa melampaui mandat kami."

Laporan itu juga tidak membahas tantangan yang dihasilkan dari pertempuran antara militer dan Tentara Arakan yang telah menggusur lebih dari 35.000 etnis Rakhine dan lainnya sejak Januari.

Penyusunan laporan ASEAN atas penilaian repatriasi tanpa menangani masalah hak-hak fundamental menunjukkan ketidakpedulian terhadap kesejahteraan populasi yang terkena dampak, menurut HRW.

Baca juga: 4 Fakta Repatriasi Pengungsi Rohingya

Dalam draft laporan Pusat Koordinasi Asean untuk Bantuan Kemanusiaan dalam Penanggulangan Bencana yang diperoleh Bloomberg, menguraikan strategi untuk repatriasi damai Muslim Rohingya ke Myanmar dan menggambarkan hubungan antara komunitas etnis di Negara Bagian Rakhine sebagai "stabil."

Seorang pejabat Thailand mengatakan kepada The Nation, secara informal para pemimpin akan membahas krisis Rohingya di Myanmar, untuk mengambil peran langsung untuk menyelesaikan krisis.

Dia mengatakan masalah itu hanya akan dianggap dari sikap kebutuhan kemanusiaan dan para pemimpin akan menahan diri dari menangani kekerasan dan pembersihan etnis yang terjadi di negara bagian Rakhine.

ASEAN setuju tahun lalu untuk membantu memfasilitasi pemulangan pengungsi Rohingya, tetapi rencana untuk mengirim 2.000 pengungsi tahap awal ke Rakhine dibatalkan pada November karena para pengungsi menolak dan takut direpatriasi.

Tim penilai ASEAN mengunjungi Rakhine beberapa kali antara Desember dan Mei, mengirimkan laporannya ke negara-negara anggota untuk dipertimbangkan.

Seorang pemimpin komunitas Rohingya di Thailand mengatakan kepada The Nation bahwa mereka ingin mengajukan permintaan bantuan kepada para pemimpin Asean di KTT ASEAN ke-34, tetapi polisi mendesak mereka untuk tidak membuat masalah di Bangkok.

Mereka malah menyiapkan surat terbuka dengan selusin tuntutan untuk Myanmar dan negara-negara anggota ASEAN, di mana anggota komunitas mereka tinggal dan bekerja untuk menjamin keselamatan mereka serta memberi mereka status hukum yang tepat bagi pengungsi Rohingya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin (kiri) dan Pejabat Ekonomi Senior Inggris untuk ASEAN Martin Kent (kanan) setelah acara peluncuran ASEAN-UK Economic Integration Programme (EIP) di Jakarta pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.


Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

4 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara dengan Tempo di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN


Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo (tengah) menekan tombol didampingi (dari kiri) Dirut PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) Dormatua Siahaan, Dirut PT Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo, PJ Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi, Dirut Defend ID Bobby Rasyidin dan Dirut PT DAHANA Wildan Widarman saat peresmian pabrik amonium nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis 29 Februari 2024. Presiden mengapresiasi pembangunan pabrik amonium nitrat oleh BUMN yang mampu memproduksi 75.000 metrik ton amonium nitrat per tahun dan 60.000 metrik ton asam nitrat per tahun dan diharapkan mampu menjadi substitusi impor dalam menjawab kebutuhan amonium nitrat dalam negeri. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.


Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

9 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.


ASEAN dan Australia Memperingati 50 Tahun Kemitraan

12 hari lalu

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyambut Presiden Indonesia Joko Widodo saat kedatangan para pemimpin pada KTT Khusus ASEAN-Australia, di Melbourne, Australia 5 Maret 2024. REUTERS/Jaimi Joy
ASEAN dan Australia Memperingati 50 Tahun Kemitraan

ASEAN dan Australia memperingati 50 tahun pertemuan pertama antara Sekretaris Jenderal ASEAN dan para pejabat Australia pada 16 April


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

19 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya


IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

19 hari lalu

Rektor IPB University Arif Satria (ketiga kiri) bersama sejumlah peneliti IPB menunjukkan inovasi enzim untuk deteksi virus Covid-19 dan kit antibodi Covid-19 di Rektorat Andi Hakim Nasution, IPB University, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 21 Desember 2021. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

AppliedHe menempatkan IPB sebagai universitas terbaik ke-3 se-Asia Tenggara. Mengalahkan UI dan ITB di level lokal.


Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

21 hari lalu

Julie Bishop. Reuters
Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.


Profil Negeri Laos yang Memegang Estafet Keketuaan ASEAN 2024

22 hari lalu

Suasana Ibukota Laos, Vientiane, tampak lengang, 23 Juli 2016. Negara yang menjadi ketua ASEAN 2016 menggelar rangkaitan konferensi ASEAN mulai 23-26 Juli 2016. Tempo/Natalia Santi
Profil Negeri Laos yang Memegang Estafet Keketuaan ASEAN 2024

Ditujukan untuk memberikan bantuan teknis kepada para official Kementerian Keuangan Laos dalam mempersiapkan agenda gelaran pertemuan ASEAN 2024.


Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

24 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting