TEMPO.CO, Bangkok – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, bertekad akan membantu pengungsi etnis minoritas Muslim Rohingya, yang ingin menyelamatkan diri ke Malaysia.
Baca juga: PBB Akui Ada Kegagalan Sistemik Saat Tangani Etnis Rohingya
Mahathir juga mendesak seluruh pemimpin ASEAN agar membatu warga etnis Rohingya dari penindasan setelah terusir dari negara bagian Rakhine, Myanmar.
Pada 2018, Mahathir mengecam pemimpin sipil Myanmar, Aung San Suu Kyi, saat pertemuan ASEAN di Singapura karena membela serangan militer terhadap warga etnis minoritas Rohingya.
Kecaman langsung Mahathir ini berbeda dari sikap datar para pemimpin ASEAN menanggapi kondisi domestik negara anggotanya selama ini.
“Mereka adalah pengungsi. Apa yang bisa kita lakukan untuk mereka akan kita lakukan,” kata Mahathir, 93 tahun, kepada media di sela-sela forum bisnis ASEAN di Bangkok, Thailand, seperti dilansir Channel News Asia pada Jumat, 21 Juni 2019.
Baca juga: Bela Rohingya OKI Gugat Myanmar di Pengadilan Internasional
Krisis kemanusiaan terjadi di negara bagian Rakhine, Myanmar, pad Agustus 2017 saat militer Myanmar menyerang warga sipil etnis minoritas Rohingya dan membakar desa mereka.
Militer Myanmar beralasan mencari kelompok separatis Rohingya yang menyerang kantor polisi beberapa waktu sebelumnya.
Namun, seperti dilansir Reuters, temuan tim investigasi HAM dari PBB menemukan adanya pelanggaran HAM sistematis yang dilakukan militer Myanmar dan milisi Budha garis keras, yang menyiksa, membunuh dan mengusir warga etnis minoritas Rohingya dari desa-desa mereka.
Baca juga: Kisah Kejamnya Tentara Myanmar Membantai Etnis Rohingya
Ini membuat mayoritas warga melarikan diri ke perbatasan Bangladesh. Sebagian menaiki perahu menuju Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Mahathir berjanji bakal membantu pengungsi Rohingya yang datang ke Malaysia.
“Kami berharap bisa melakukan sesuatu untuk menghentikan penindasan terhadap etnis Rohingya,” kata Mahathir.
Upaya mengembalikan warga Rohingya ke desa-desa di Rakhine tertunda. Ini karena mereka mengkhawatirkan keselamatan mereka jika kembali.
Ada rencana ASEAN untuk melakukan repatriasi etnis Rohingya dalam dua tahun. Namun, Mahathir mengatakan,”Jika bisa dilakukan dalam dua tahun, kami akan melakukannya.” Namun, dia mengaku kurang yakin kondisi di lapangan memungkinkan ini dilakukan.