TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi menyerukan agar diambil langkah cepat untuk mengamankan suplai energi negara-negara teluk setelah Amerika Serikat menyalahkan Iran atas serangan dua tanki minyak mentah di sebuah jalur pengiriman minyak. Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat telah menimbulkan kekhawatiran di kawasan.
Dikutip dari reuters.com, Minggu, 16 Juni 2019, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan harus ada respon cepat untuk mengatasi ancaman terhadap suplai energi, stabilitas pasar dan kepercayaan diri konsumen setelah serangan yang terjadi di area Teluk.
Baca juga:Pemerintah Iran Sebut Tudingan Trump Sabotase Diplomasi
Serangan pada dua kapal tanker minyak pada hari Kamis di Teluk Oman menyebabkan salah satu kapal terbakar dan keduanya ditinggalkan kru, mendorong harga minyak naik karena kekhawatiran tentang pasokan Timur Tengah. [ISNA / via REUTERS]
Baca juga:Trump Tuding Kapal Garda Revolusi Iran Serang Kapal Tanker
Sebelumnya pada Kamis, 13 Juni 2019, Militer Amerika Serikat mengunggah sebuah rekaman video yang menyebut Garda Revolusi Iran sebagai dalang dibalik ledakan yang merusakkan tanki minyak mentah milik Front Altair dari Norwegia dan tanki Kokuka Courageous milik sebuah perusahaan di Jepang.
"Iran yang melakukannya karena kami melihat kapalnya," kata Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Jumat, 14 Juni 2019.
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat dipicu saat Trump pada tahun lalu memutuskan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran yang dibuat pada 2015 dibawah pemerintahan mantan Presiden Barack Obama. Keputusan itu diikuti dengan pengetatan sanksi kepada Iran diantaranya minyak mentah Iran yang bisa menjadi pukulan telak bagi perekonomian Iran.
Menanggapi respon Amerika Serikat itu, Tehran mengatakan jika ekspor minyak mentah mereka dihalang-halangi, maka mereka bisa saja memblokade Selat Hormuz. Selat Hormuz adalah sebuah jalur perairan yang memisahkan wilayah daratan Iran dengan Oman, dimana lewat perairan itu minyak mentah dari berbagai negara di jual ke pasar global.