TEMPO.CO, Teheran – Pemerintah Iran menyebut tuduhan Amerika Serikat bahwa negaranya berada dibalik serangan dua kapal tanker di dekat Selat Hormuz sebagai hal yang berbahaya dan konyol.
Baca juga: Trump Tuding Kapal Garda Revolusi Iran Serang Kapal Tanker
Dua kapal tanker milik Jepang yaitu Kokuka Courageous dan kapal dari Norwegia yaitu Front Altair mengalami kerusakan pada Kamis pagi. Ini terjadi akbat ledakan saat kedua kapal meninggalkan Teluk Oman.
Ini merupakan insiden kedua setelah pada bulan lalu kapal tanker asal Arab Saudi juga terkena serangan di lepas pantai UEA.
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, mengatakan AS mengambil kesimpulan tergesa-gesa dan membuat tuidngan terhadap Iran tanpa disertai bukti kuat sedikitpun.
Baca juga: Hukum Iran, Trump Peringatkan Pebisnis
“Tuduhan-tuduhan ini semakin membuat jelas bahwa AS dan sekutu regional yaitu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berpindah ke “Rencana B”,” kata Zarif seperti dilansir Aljazeera pada Sabtu, 15 Juni 2019.
Zarif menuding upaya AS ini sebagai ‘diplomasi sabotase’ terkait kunjungan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, ke Iran untuk meredakan ketegangan terkait eskalasi AS dan Iran di kawasan ini.
Ketegangan kedua negara meningkat sejak AS mengirim pasukan dan kapal induk ke kawasan teluk terkait adanya ancaman Iran yang tidak spesifik.
Baca juga: Trump Putuskan Keluar dari Perjanjian Nuklir Iran
Pada 12 Mei atau beberapa hari pasca pengiriman militer AS, terjadi serangan terhadap empat kapal tanker di dekat Selat Hormuz, yang disebut UEA sebagai serangan sabotase.
AS menuding Iran terhadap insiden ini dengan mengatakan ledakan terjadi akibat ranjau. Iran membantah tudingan ini.
Juru bicara Kemenlu Iran, Abbas Mousavi, seperti dilansir kantor berita IRNA, mengatakan tudingan AS terakhir sebagai hal yang konyol dan mengkhawatirkan serta berbahaya.
Baca juga: Disebut Berselisih dengan Pejabatnya Soal Iran, Apa Kata Trump?
Soal serangan ini, pemilik kapal Kokuka Courageous, yaitu Yutaka Katada meragukan penjelasan AS. Dia mengatakan kepada media pada Jumat bahwa kru kapal melihat ada obyek terbang di atas kapal sebelum terjadi ledakan kedua.
Sebuah kapal angkatan laut Iran berusaha memadamkan api dari sebuah kapal tanker terbakar di perairan Teluk Oman, 13 Juni 2019. Amerika Serikat, Inggris dan Arab Saudi menyalahkan Iran atas serangan dua kapal tanker tersebut. ISNA/Handout via REUTERS
Dia juga menyebut soal serangan ranjau sebagai berita yang keliru. “Kru mengatakan kapal terkena serangan oleh obyek terbang. Soal adanya bom dipasang di sisi kapal bukan hal yang kami pertimbangkan,” kata dia.
Menurut Justin Bronk, seorang spesialis tempur dari Royal United Services Institute, kapal patroli yang terlihat di rekaman video militer AS merupakan jenis kapal yang biasa digunakan oleh pasukan Garda Revolusi Iran.
“Jika serangan itu dilakukan oleh Iran, maka hal itu benar-benar berani. Datang ke kapal dan mengambil bahan peledak saat diawasi oleh kapal penghancur AS yang berada di dekatnya,” kata dia. “Di sisi lain, Anda bisa berargumen mereka berupaya mengambil bahan peledak yang tidak meledak untuk menghindarikaitan dengan mereka,” kata dia.