TEMPO.CO, Sydney – Pilot Angkatan Laut Australia terkena sorotan sinar laser saat melakukan penerbangan di atas Laut Cina Selatan. Perahu milik milisi laut Cina diduga sebagai pelaku serangan sinar laser ini.
baca juga: Cina Hadang 2 Kapal Perang Amerika Serikat di Laut Cina Selatan
Media Australian Broadcasting Corporation melansir berita yang menyatakan sumber di kementerian Pertahanan Australia helikopter menjadi target serangan sinar laser saat terbang malam.
“Ini membuat pilot terpaksa membawa kembali helikopter mendarat ke kapal agar bisa menjalani pemeriksaan medis,” begitu dilansir Channel News Asia pada Rabu, 29 Mei 2019.
Baca juga: Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar ke Laut Cina Selatan
Media Australia itu tidak mendetilkan mengapa pilot perlu menjalani pemeriksaan medis dan bagaimana caranya helikopter menjadi sasaran sinar laser.
Media ABC dari Australia melansir serangan itu datang dari perahu nelayan. Namun, belum bisa dipastikan apakah perahu itu milik nelayan Cina.
Sebelumnya, analis mengatakan militer Cina menggunakan milisi laut yang melibatkan kapal pencari ikan di Laut Cina Selatan.
Baca juga: Laksamana Amerika Ajak Patroli Laut Cina Selatan
Milisi ini, seperti dilansir Reuters, sempat berkeliaran di sekitar pulau yang diklaim pemerintah Cina. Ini membuat pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte mengeluarkan kecaman dan meminta nelayan Cina menjauhi pulau yang mereka klaim.
Kapal perang Australia telah melakukan misi selama berbulan-bulan di Laut Cina Selatan. Misi, yang digelar bersama angkatan laut AS ini, berakhir pada pekan ini. Kemenhan Australia belum mengeluarkan pernyataan soal ini.
Pemerintah Cina mengklaim kedaulatan atas semua wilayah maritim dan pulau di Laut Cina Selatan. Padahal, sejumlah negara Asia juga mengklaim kepemilikan seperti Filipina, Malaysia, Vietnam dan Brunei Darussalam.