Kaitan antara restoran di Hanoi dan penjualan perangkat lunak berteknologi tinggi dirinci dalam laporan oleh Arterburn di C4ADS.
Baik C4ADS dan CNS menemukan bahwa sebuah perusahaan perangkat lunak bernama Future Tech Group memiliki hubungan dengan restoran dan perusahaan Malaysia yang misterius bernama Glocom, yang sejak lama PBB katakan digunakan Korea Utara untuk melakukan penjualan senjata ilegal.
Pencarian domain menunjukkan situs web Glocom membagikan alamat IP-nya dengan Future Tech Group.
Baca juga: Gambar Satelit Indikasikan Aktivitas Nuklir di Korea Utara?
Future Tech Group tampaknya telah menghapus situs webnya, tetapi versi yang berhasil di-cache menunjukkan perusahaan yang mengiklankan produk pengenalan wajah dan teknologi perhitungan desain, di antara jenis perangkat lunak lain.
Future Tech Group dan Glocom tampak saling terhubung. Namun, koneksi Future Tech Group ke restoran di Hanoi sedikit lebih kompleks.
Catatan bisnis Vietnam mencantumkan seorang warga negara Korea Utara bernama Kim Jong Gil sebagai pemilik perusahaan katering dan restoran di Vietnam bernama Mudo Vina. Keduanya kebetulan memiliki alamat jalan yang sama dengan restoran Koryo di Hanoi.
Kim terikat dengan Future Tech Group melalui serangkaian profil online untuk para ahli perangkat lunak, menurut laporan Arterburn. Profil muncul di berbagai situs web freelancer, di mana pengguna mengiklankan diri mereka sebagai pengembang perangkat lunak dan ahli perangkat lunak pengenalan wajah.
Profil menggunakan variasi nama pengguna kjg197318. Kim Jong Gil lahir pada 01/08/1973, menurut data pengajuan bisnis Vietnam Mudo Vina. Beberapa profil freelance juga termasuk sampel kerja yang ditemukan di situs web cache Future Tech Group, kata Arterburn.
"Kami merasa dengan keyakinan yang cukup tinggi kami melihat agen dalam jaringan yang sama terlibat dalam berbagai kegiatan komersial, termasuk restoran Korea Utara (di Vietnam) dan penjualan teknologi tinggi," kata Afterburn.
Ekspresi Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat menyaksikan peluncuran rudal jarak pendek pada Kamis, 9 Mei 2019. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, menduga tindakan Korea Utara itu disebabkan pertemuan kedua di Hanoi, Vietnam, antara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang tak mencapai kata sepakat. KCNA via REUTERS
Pada Maret, seorang karyawan restoran Koryo mengkonfirmasi bahwa Mudo Vina memiliki restoran tersebut. Namun karyawan itu tidak mengatakan apakah Kim Jong Gil bekerja di sana.
Tidak ada indikasi bahwa perangkat lunak sedang dijual di restoran Koryo di Vietnam, tetapi itu tidak berarti itu tidak terjadi, kata CNS.
"Perangkat lunak tidak harus diserahkan secara fisik, dapat diproduksi di lokasi terpencil dan Anda tidak akan benar-benar mengetahuinya," katanya.
Baca juga: Kekeringan, Masyarakat Korea Utara Terancam Kelaparan
Sanksi PBB yang diberlakukan pada tahun 2017 seharusnya secara efektif menutup restoran-restoran ini dan melarang orang Korea Utara bekerja di luar negeri, serta melarang kerjasama joint-venture perusahaan Korea Utara yang beroperasi di luar negeri. Namun restoran Koryo di Hanoi tetap buka.
Kementerian Luar Negeri Vietnam belum menanggapi laporan ini.
Restoran Korea Utara adalah beberapa ekspor Korut yang terkenal di luar negeri, terutama di Cina dan Asia Tenggara, meskipun ada sanksi. Menurut para ahli, ada puluhan restoran Korea Utara di seluruh Asia, dengan mayoritas di Cina.