TEMPO.CO, Manila – Pemerintahan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, memanggil pulang duta besar dari Kanada terkait eskalasi konflik terkait pembuangan sampah.
Baca:
Hubungan kedua negara memburuk setelah perusahaan asal Kanada mengirim sekitar 100 kontainer yang berisi sampah busuk dan dilabeli secara keliru sebagai bahan daur ulang ke Filipina pada 2013 dan 2014.
Manila menetapkan tenggat 15 Mei bagi Kanada untuk mengambil sampah itu kembali setelah Presiden Rodrigo Duterte mengkritik Ottawa pada April 2019.
“Kanada melewatkan tenggat 15 Mei. Kita akan mempertahankan kehadiran diplomatik minimal di Kanada hingga sampahnya dikirim balik,” kata Teodoro Locsin, menlu Filipina, dalam surat pemanggilan pulang duta besar dan konsul negara itu di Kanada.
Baca:
Ottawa sebenarnya telah menanggapi secara lisan keberatan pemerintah Filipina. Namun, Kanada belum menetapkan secara pasti kapan akan mengambil kembali sampah itu.
Media asal Kanada, CBC.ca melansir jumlah sampah itu adalah 103 kontainer, yang berisi sampah rumah tangga. Isinya seperti sampah botol plastik, tas, koran, dan popok. Kontainer ini dikirim ke pelabuhan Manila dan pelabuhan Subic utara, yang memicu protes aktivis lingkungan.
Menurut juru bicara kantor kepresidenan Filipina, pemanggilan pulang dubes ini menunjukkan negara itu siap memutus hubungan diplomatik dengan Kanada.
Baca:
“Posisi Presiden (Duterte) jelas osla ini. Ambil kembali atau hubungan kita selesai,” kata Salvador Panelo, juru bicara Duterte.
Konflik mengenai sampah ini memperburuk hubungan kedua negara. Sebelumnya, hubungan Kanada dan Filipina memanas saat PM Justin Trudeau mempertanyakan cara Duterte dalam memberantas peredaran obat-obatan terlarang.
Duterte cenderung bersikap emosional terhadap semua kritik dari dunia internasional mengenai tindakan polisi menembaki ribuan terduga pencandu dan pengedar narkoba. Operasi penegakan hukum ini telah menewaskan ribuan nyawa warga Filipina.
Baca:
Pada 2018, Filipina membatalkan rencana pembelian 16 helikopter militer dari perusahaan berbasis di Ottawa. Ini terjadi setelah Kanada menghentikan rencana penjualan itu untuk dikaji ulang karena adanya keprihatinan terkait catatan HAM dari Presiden Filipina.
Duterte pernah berpidato akan mengirim balik semua sampah itu ke Kanada pada pidato pada April 2019. “Ayo berkelahi Kanada. Saya akan menyatakan perang terhadap mereka,” kata Duterte.