TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban teror bom di Sri Lanka yang menghantam 3 gereja dan 3 hotel di telah bertambah menjadi 290 orang tewas dan 500 orang menderita luka. Menurut pemerintah Sri Lanka, jumlah korban tewas dan luka-luka kemungkinan masih bertambah.
Korban yang tewas itu termasuk warga asing di antaranya 5 warga Inggris, 2 warga berkewarganegaraan AS dan Inggris, 2 warga India, 2 orang Australia, 2 warga Cina, satu warga Belanda, 2 warga Turki, dan satu warga Portugis.
Baca: Pemimpin Dunia Berduka Pasca Teror Bom di Sri Lanka
Belum ada pernyataan resmi mengenai identitas pelaku teror paling mematikan dalam 10 tahun terakhir di Sri Lanka.
Selain itu, belum ada pernyataan kelompok atau orang yang menyatakan bertanggung jawab atas serangkaian teror berdarah ini.
Mengutip laporan CNN, Senin, 22 April 2019, polisi Sri Lanka telah menangkap dan menahan 24 orang yang diduga kuat jaringan dari aksi bom bunuh diri di 3 gereja dan 4 hotel mewah di Kolombo, ibukota Sri Lanka pada hari Minggu, 21 April 2019 bertepatan dengan perayaan Paskah.
Baca: Total Ada 8 Ledakan Bom di Sri Lanka dalam Sehari
Pada Minggu malam, terungkap memo yang memperingatkan polisi tentang ancaman serangan oleh kelompok Islam bernama Nations Thawahid Jaman atau NTJ yang dipimpin Mohomad Saharan. Namun tidak jelas apakah memo tentang kelompok ini terkait dengan bomb yang meledak di gereja dan hotel mewah di Kolombo.
Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe mengatakan, intelijen tidak membagikan informasi tentang ancaman teror itu kepada dirinya dan menteri-menteri lainnya.
Baca: Menteri Sri Lanka Ungkap Surat Peringatan Soal Serangan Teroris
Teror mematikan ini memunculkan kekhawatiran bagi umat muslim di Sri Lanka setelah ditemukan jerigen bensin di masjid dan serta pembakaran toko milik umat Muslim di wilayah barat negara itu.
Penduduk Sri Lanka berjumlah sekitar 22 juta orang dengan mayoritas, 70,2 persen, penganut Budha. Jumlah penduduk beragama Hindu sebesar 12 persen, Muslim sekitar 9,7 persen, dan Kristen sebanyak 7, 4 persen. Sebanyak 82 persen dari persentasi umat Kristen di Sri Lanka merupakan penganut Katolik Roma.
CNN | REUTERS | PANJI MOULANA