TEMPO.CO, Caracas – Menteri Komunikasi Venezuela, Jorge Rodriguez, menuding para pemimpin oposisi termasuk Presiden Majelis Nasional, Juan Guaido, membuat plot melakukan serangan teroris di negara ini.
Baca:
Rodriguez mengatakan sejumlah bukti telah dikumpulkan dari penyadapan percakapan telepon pribadi Roberto Marrero, yang merupakan kepala staf Guaido. Marrero ditangkap pada Kamis pekan lalu dengan tuduhan terlibat perencanaan serangan sel teroris terhadap pejabat tinggi pemerintah.
“Marrero dituding mengkoordinasikan kedatangan para pembunuh dari El Salvador, Guatemala dan Honduras untuk membunuh para pejabat pemerintah Venezuela,” begitu dilansir CNN pada Selasa, 26 Maret 2019.
Baca:
Ada 60 tim pembunuh disiapkan dan dilatih di Kolombia. Namun, karena ditutupnya perbatasan Venezuela dan Kolombia, hanya sekitar 30 grup yang berhasil masuk ke Venezuela.
Para pengacara Marrero membantah klaim ini dan menuding rezim Maduro menaruh bukti-bukti buatan.
Ini adalah kesekian kalinya rezim Maduro membuat tuduhan besar terhadap kelompok oposisi berdasarkan pesan teks, surat elektronik dan gambar-gambar. Dan ini lebih sering disampaikan oleh Rodriguez bukan kantor Jaksa Agung, yang bertugas melakukan penuntutan secara hukum.
Baca:
Guaido menuding rezim Maduro mengarang bukti saat berunjuk rasa di Kota Barcelona, Venezuela utara. “Anda tidak akan mengintimidasi saya, Anda tidak akan mengintimidasi kami. Anda tidak pernah menanam ladang kami. Tapi sekarang Anda menanam bukti buatan yang banyak,” kata Guaido pada Sabtu pekan lalu. “Rezim Maduro menanam banyak bukti buatan untuk menuntut para pemimpin, rakyat.” Guaido mendapat dukungan sekitar 50 negara sebagai Presiden interim Venezuela untuk menggantikan Maduro.
Baca:
Seperti diberitakan Reuters, Maduro baru saja mendapat tambahan dukungan dari Rusia dengan pengiriman sekitar 100 orang anggota pasukan angkatan darat, yang ditemani kepala stafnya. Pasukan ini datang dengan dilengkapi peralatan yang dibawa oleh pesawat kargo militer.