TEMPO.CO, Washington – Pemerintah Amerika Serikat menuding pemerintah Rusia melakukan eskalasi ceroboh situasi di Venezuela, yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro, dengan mengerahkan pesawat militer dan personel.
Baca:
Amerika telah mengenakan sejumlah sanksi ekonomi besar kepada Venezuela seperti larangan pembelian minyak mentah dan emas untuk memotong pendapatan pemerintah.
Seperti diberitakan, pesawat Rusia dan sekitar 100 anggota pasukan darat tiba di Venezuela pada Sabtu pekan lalu. Ini terjadi sekitar dua bulan sejak pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menolak kepemimpinan Maduro dan mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido.
Baca:
Rusia menuding sikap AS itu sebagai upaya kudeta terhadap pemerintahan sosialis pimpinan Maduro.
“Amerika Serikat mengecam pengerahan pesawat militer Rusia dan personel ke Caracas, yang bertolak belakang dengan pernyataan Nicolas Maduro dan Rusia agar tidak ada intervensi di Venezuela. Ini merupakan eskalasi ceroboh atas situasi di lapangan,” begitu pernyataan dari juru bicara kementerian Luar Negeri AS seperti dilansir Reuters pada Senin, 25 Maret 2019 waktu setempat.
Baca:
Wakil Presiden Venezuela, Diosdado Cabello, dari Partai Sosialis, mengkonfirmasi dua pesawat telah mendarat dari Rusia. Dia tidak menjelaskan mengapa ada pasukan Rusia di dalamnya.
“Pesawat dari Rusia mendarat di Venezuela karena mereka diotorisasi oleh pemerintahan satu-satunya yang ada di Venezuela. Ini disebut pemerintahan Nicolas Maduro,” kata Cabello dalam pernyataan yang disiarkan oleh televisi negara.
Soal ini, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan kepada mitranya dari Rusia yaitu Menlu Sergei Lavrov lewat telepon bahwa Washington tidak akan diam saja melihat Rusia mendukung Maduro, yang mengalami kebangkrutan ekonomi setelah sempat mengalami kemakmuran.
Baca:
Namun, Pompeo tidak menyebutkan apa respon AS terhadap kedatangan pasukan Rusia ini. Pada 2017, Trump mengatakan semua opsi ada di meja termasuk opsi militer terkait Venezuela.
“Berlanjutnya kedatangan personel militer Rusia untuk menduung rezim tanpa legitimasi Nicolas Maduro di Venezuela berisiko memperpanjang penderitaan rakyat Venezuela yagn mendukung Presiden interim Juan Guaido,” kata Pompeo seperti dilansir CNN.