TEMPO.CO, Jakarta - Sosok Senator Australia Fraser Anning, menjadi sorotan dunia karena menyalahkan Muslim atas teror penembakan di Christchurch, Selandia Baru.
Namun, senator yang mewakili dapil Queensland ini bukan pertama kali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Menurut laporan News.com.au, 18 Maret 2019, Anning bisa masuk parlemen karena kebetulan. Hanya 19 orang yang memilihnya pada pemilu 2016.
Dengan 19 suara ini, bagaimanapun, Anning duduk di kursi parlemen dengan gaji AUS$ 200.000, atau Rp 2 miliar per tahun. Menyusul pernyataan kontroversialnya, Anning diprediksi akan kalah dalam pemilu Mei mendatang.
Baca: Salahkan Muslim Atas Teror Selandia Baru, Senator Ditimpuk Telur
Lalu bagaimana Fraser Anning bisa duduk di parlemen dengan suara sedikit? Anning adalah kandidat untuk partai One Nation dalam pemilu 2016. Partainya cukup baik di negara bagian Queensland dengan perolehan suara 9 persen.
Sekitar 250 ribu pemilih Queensland mencoblos partai One Nation. Hasil ini cukup untuk mendapat dua kursi di Senat Australia.
Kursi pertama diperoleh oleh Pauline Hanson, yang meraup 21.000 pemilih awal. Malcolm Roberts memperoleh kursi kedua dan masuk gedung senat meski hanya mendapat 77 suara.
Roberts menjabat senat sampai ketahuan bahwa dia adalah warga Inggris. Pengadilan Tinggi mencopotnya, bersama Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce dan tiga lainnya.
Senator Queensland Fraser Anning, mendapat kecaman dari berbagai pihak atas pernyataannya tersebut, salah satunya senator perempuan Muslim pertama Australia, Mehreen Faruqi, mengutuk sentimen anti-Islam di Australia. abc.net.au
Sesuai aturan parlemen, jika senator meninggal atau keluar selama masa jabatannya, maka mereka digantikan oleh anggota dari partainya.
Inilah awal mula Fraser Anning bisa masuk parlemen, walau hanya 19 suara. Ketika Roberts dicopot, partai One Nation mengirim Anning ke parlemen.
Namun, Anning membuat kejutan di hari pertama menjabat. Dia keluar dari partai saat hari pertamanya sebagai senat.
Baca: PM Morrison Bela Will Connolly, Minta Senator Australia Dituntut
Ini membuat Hanson marah dan menginginkan Anning melepaskan kursinya untuk mengizinkan Roberts, untuk kembali.
Pada saat dia menyampaikan pidatonya yang menjijikkan beberapa bulan kemudian, Anning telah bergabung dengan Partai Australia milik Katter.
Dalam pidato itu, ia menyerukan penutupan total imigrasi Muslim ke Australia, memuji Kebijakan Australia Putih dan menganjurkan "solusi akhir untuk masalah imigrasi".
Ungkapan "solusi akhir" terkait erat dengan pembunuhan sistematis orang-orang Yahudi oleh Nazi selama Perang Dunia II.
Foto yang diambil dari video memperlihatkan seorang pemuda melempar telur ke kepala Senator Queensland, Fraser Anning, di Melbourne, Australia, Sabtu 16 Maret 2019. Foto/video instagram
Bob Katter membela pidato Anning pada saat itu, tetapi senator itu dikeluarkan dari partai pada Oktober tahun lalu setelah memutuskan bahwa pandangannya yang rasis sudah keterlaluan.
Keputusan itu menghancurkan karier Anning. Tanpa partai yang mendukungnya, ia akan keluar dari parlemen pada pemilihan.
Banyak pemilih berharap dia bisa pergi lebih cepat, lebih dari 700.000 telah menandatangani petisi yang menyerukan agar dia dikeluarkan dari Senat.
Baca: Dunia Dukung Will Connolly, Penimpuk Telur ke Senator Australia
Sebenarnya, pemerintah tidak memiliki wewenang untuk menyingkirkan Anning. Alih-alih, Koalisi dan Partai Buruh akan memilih mosi bersama mengecam Fraser Annig, untuk dilengserkan dalam pemilu berikutnya.
Bill Shorten, pemimpin Partai Buruh dan PM Scott Morrison mengecam pernyataan terbaru Anning yang menyalahkan imigran Muslim atas teror di Selandia Baru. Mereka menyebut komentar Annning menjijikkan.
Hingga pada Sabtu sore di Melbourne, remaja Australia bernama Will Connolly menimpuk kepala Fraser Anning dengan telur, sehari setelah pernyataan kontroversial Senator Australia itu, yang menyudutkan Muslim atas penembakan di Christurch, Selandia Baru.