TEMPO.CO, Jakarta - Jenderal di angkatan udara Venezuela, Francisco Yanez menyatakan dukungannya terhadap pemimpin oposisi Juan Guaido. Ia tidak lagi mengakui Nicolas Maduro sebagai presiden berkuasa.
Yanes yang menyatakan dukungannya terhadap oposisi melalui video yang diunggah di Twitter pada hari Sabtu, 2 Februari 2019, juga meminta pasukan bersenjata Venezuela melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Maduro yang disebutnya diktator.
Baca: Rezim Nicolas Maduro Sebut Atase Militernya di AS Pengkhianat
"Rakyat Venezuela, 90 persen dari pasukan bersenjata Venzuela tidak bersama diktator itu, mereka bersama rakyat Venezuela," kata Yanes melalui video seperti dikutip dari Daily Mail.
"Mengingat peristiwa beberapa jam terakhir, transisi demokrasi sudah dekat," ujarnya.
Pernyataan Yanes dibalas oleh komando tinggi angkatan udara Venezuela melalui Twitter dengan menudingnya sebagai jenderal pengkhianat.
Selain Yanes, Duta besar Venezuela untuk Irak, Jonathan Velasco Ramirez menyatakan dukungannya terhadap pemimpin oposisi, Ketua Majelis Nasional Juan Guaido.
Ramirez menjadi diplomat Venezuela pertama yang tidak mengakui kekuasaan Maduro.
Ramirez menyatakan dukungannya melalui pesan video yang diunggah di Twitter dan disebarkan ke media sosial lainnya pada hari Sabtu, 2 Februari 2019.
Venezuelan ambassador to Iraq, Jonathan Velasco, recognizes Juan Guaido and the oppositio-held national assembly. #2feb #02feb embajador de #Venezuelapic.twitter.com/e3QpuG86gC
— Amir Richani (@amir_richani) February 3, 2019
Baca: Juan Guaido Desak Militer Berontak dari Rezim Nicolas Maduro
"Majelis Nasional satu-satunya kekuatan di Republik yang memiliki etika, legitimasi, dan legalitas," kata Ramirez yang juga disiarkan oleh jaringan radio Kolombia, RCN Radio.
"Kami berada di sisi rakyat, Republik, Konstitusi dan Majelis Nasional, sah, legal, dan kekuasaan yang konstitusional di Venezuela dan bertanggung jawab untuk mengisi kekosongan yang disebabkan pelanggaran konstitusi," kata Ramirez.
Diplomat ini menyatakan Guaido memiliki hak dan tanggung jawab konstitusional untuk menjalankan tugas sebagai presiden republik Venezuela.
Ramirez kemudian menyerukan kepada para pejabat senior Venezuela untuk mengecam Maduro dan memberikan dukungan kepada Guaido.
Baca: Krisis Venezuela, Dunia Terbelah antara Dukung Maduro dan Guaido
Terakhir, diplomat senior ini mendesak militer Venezuela menjatuhkan Maduro dari kekuasaanya.
"Saudara-saudara Angkatan Bersenjata, jangan biarkan mereka mengubahnya menjadi tentara bayaran yang membunuh rakyat," tegasnya.
Pembelotan dua pejabat senior Venezuela terjadi bersamaan dengan perayaan 20 tahun pemerintahan sosialis kiri Hugo Chavez yang telah meninggal akibat menderita sakit.
Ratusan anggota milisi, pekerja pemerintahan dan rakyat Venezuela yang mendukung Maduro merayakannya dengan arak-arakan di jalan-jalan kota.