TEMPO.CO, Caracas – Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Areaza, menuding pemerintah Amerika Serikat bukan hanya mendukung upaya kudeta terhadap Presiden Nicolas Maduro tapi memimpin upaya itu.
Baca:
“Pemerintah Venezuela sekarang akan fokus pada upaya dari pemimpin utama kudeta, direktur dari sirkus ini, yaitu pemerintahan Amerika Serikat, Trump dan pejabatnya,” kata Arreaza kepada Rusia Today pada Senin, 28 Januari 2019.
Arreaze menuduh pemerintahan AS menjadi ujung tombak upaya menjatuhkan Presiden terpilih Nicolas Maduro, yang dipilih secara demokratis. “Kami fokus mentralisir upaya ini,” kata Arreaza.
Baca:
Sejak sepekan terakhir sejumlah negara mendesak agar Venezuela menggelar pemilu ulang. Desakan ini datang dari Spanyol, Prancis, Jerman, dan Inggris. Desakan ini mengatakan Maduro harus melakukan pemilu dalam waktu delapan hari.
“Pertama-tama ini merupakan bentuk intervensi pada level yang tertinggi. Kedua ini arogan, dan ketiga ini rekayasa,” kata Arreaza. Dia mengatakan pemerintah Venezuela akan mencermati hubungan dengan negara yang mendukung kelompok oposisi.
Baca:
“Pemerintahan demokrasi Bolivar hanya membutuhkan pengakuan dan dukungan dari bangsa Venezuela,” kata dia. “Pemerintahan negara lain hanya penting sedikit saja.”
Seperti dilansir Reuters, pemimpin oposisi Juan Guaido, menyatakan diri sebagai Presiden interim dan mengambil alih kekuasaan kepresidenan dari Presiden Maduro. Dia berjanji bakal menggelar pemilu secepatnya.
Baca:
Maduro menuding ini sebagai upaya kudeta yang didukung Amerika Serikat. Dia mengusir para diplomat AS dan memutuskan hubungan diplomatik meskipun belakangan melunak dan siap berunding. Dia mengajak Guaido bertemu namun ditolak.