TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Venezuela Nicolas Maduro masih berharap untuk membangun komunikasi dan dialog dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Hal ini disampaikan menteri luar negeri Venezuela kepada Dewan Keamanan PBB pada Sabtu.
Pemerintah AS telah mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden sementara dan telah meminta Maduro, seorang sosialis yang berkuasa sejak 2013, untuk mundur.
Baca: Bank Sentral Inggris Menolak Penarikan Emas Pemerintah Venezuela
"Adalah niat kami untuk menjalin komunikasi dan dialog dengan pemerintah Presiden Trump, yang menawarkan dukungan dan masih ada di atas meja. Itulah yang kami upayakan sejak hari pertama menjabat," ujar Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza mengatakan dalam pertemuan DK PBB di Venezuela yang diminta oleh Amerika Serikat.
Sementara dalam kesempatan yang sama, selama pertemuan DK PBB, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo meminta negara-negara PBB untuk memilih oposisi Venezuela Juan Guaido dan mendesak agar diselenggarakan pemilu yang adil dan bebas segera mungkin.
Juan Guaido.[REUTERS/Carlos Garcia Rawlins]
Pompeo berpidato di hadapan 15 anggota DK PBB dalam pertemuan yang diusulkan oleh AS.
"Sekarang waktunya untuk setiap negara memilih...Apakah kalian mendukung kekuatan kemerdekaan, atau kalian bersama Maduro dan anteknya," kata Pompeo. "Kami meminta anggota DK PBB untuk mendukung transisi demokrasi dan presiden sementara Jua Guaido."
Baca: Kronologi Krisis Venezuela dan Manuver Oposisi Hadapi Maduro
Pada 23 Januari, Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Venezuela, yang kemudian didukung oleh AS.
Guaido mengambil kepemimpinan Majelis Nasional Venezuela pada 5 Januari. Setelah mengukuhkan diri sebagai presiden, Guaido meminta militer Venezuela membelot namun ditolak menteri pertahanan yang tetap mendukung Nicolas Maduro.