TEMPO.CO, Jakarta - Segerombolan pria bersenjata menembaki kuil umat Budha di wilayah selatan Thailand yang mayoritas Muslim, menewaskan pemimpin dan wakil pemimpin kuil dan melukai 2 biksu.
Penembakan beruntun yang diarahkan ke kuil Rattanupap dan para biksu di distrik Su-ngai Padi, provinsi Narathiwat terjadi pada Jumat, Sabtu, 19 Januari 2019.
Baca: Pakar: Tidak Ada Radikalisme di Thailand karena Kebebasan Agama
Menurut laporan Reuters, sedikitnya 6 pria bersenjata dengan mengenakan pakaian seragam polisi Thailand meledakkan kuil dan kemudian menembaki kuil.
Segerombolan pria penembak ini diduga kelompok pemberontak Barisan Revolusi Nasional. Namun motif dan identitas gerombolan penembak kuil Budha di provinsi yang mayoberitas beretnis Melayu belum diketahui.
Perdana Menteri Prayut Chan-ocha bersama tokoh agama lainnya mengutuk serangan ke kuil Budha di provinsi yang dihuni para pemberontak anti pemerintah Thailand.
Baca: Bekerja Lembur dan Depresi, Biksu Gugat Kuil Terkenal Rp 1 Miliar
"Perdana Menteri mengutuk tindakan keterlaluan dan telah memerintakan pejabat untuk secepatnya menginvestigasi peristiwa ini dan menangkap pelaku kriminal," ujar kantor perdana menteri dalam pernyataannya.
Tokoh Muslim Thailand juga menegaskan bahwa pihaknya menentang penembakan terhadap para biksu itu.
"Kami mendesak pelaku kekerasan di provinsi perbatasan selatan dari semua sisi untuk menghentikan pembunuhan orang-orang tidak berdosa dan tokoh-tokoh agama," ujar pernyataan kantor Islam Sheikhul.
Baca: Biksu Myanmar Anti Rohingya Masuk Daftar Hitam Facebook
Pembunuhan para biksu telah menambah dimensi agama pada konflik yang berakar pada etnis dan ketegangan negara.
Pemberontakan separatis di bagian selatan Thailand yang sudah berlangsung selama lebih dari 15 tahun telah menewaskan 6.900 orang dan melukai 13 ribu orang.
Sedikitnya 23 biksu dari sejumlah kuil Budha di Thailand telah terbunuh dan lebih dari 20 orang terluka sejak 2004. Namun tidak terjadi penyerangan pada biksu sejak 2015.