Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar: Tidak Ada Radikalisme di Thailand karena Kebebasan Agama

image-gnews
Biksu Budha berdoa dalam acara peringatan ulang tahun mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di Jembatan Bhumibol, di atas sungai Chao Phraya, Bangkok, Thailand, 5 Desember 2016. REUTERS/Jorge Silva
Biksu Budha berdoa dalam acara peringatan ulang tahun mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di Jembatan Bhumibol, di atas sungai Chao Phraya, Bangkok, Thailand, 5 Desember 2016. REUTERS/Jorge Silva
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Profesor Studi dan Hukum Islam Thailand mengatakan masyarakat Thailand terbebas dari radikalisme berbasis agama karena pemerintah menjamin dan melindungi kebebasan beragama.

Ini diungkapkan Profesor Kriya Langputeh dari Fatoni University saat membahas riset peneliti Wilasinie Sipapol dari Wailalak University memaparkan riset "Buddhist Privilege: The Contradictory Peace-Making Policy and Preventing Violent Extremism in Thailand" dalam seminar internasional Convey Indonesia yang diselenggarakan PPIM UIN pada 14-16 Januari 2019 di Jakarta.

Baca: Seminar PPIM UIN Soal Pendidikan Agama Cegah Ekstrimisme di ASEAN

Menurut Prof Kriya, yang juga berasal dari wilayah selatan Thailand mayoritas Muslim-Melayu, pemerintah Thailand atau pemerintah lain lazimnya melihat agama sebagai isu utama konflik.

Pemerintah Thailand mengimplementasikan Countering Violent Extremism (CVE) dan Prevention of Violent Extremism (PVE) untuk menangkal radikalisme, termasuk penerapan kurikulum yang sesuai.

Pembicara Wilasinie Sopapol (kiri) dan Dr. Kriya Langputeh (kanan) dari Fatoni University dan moderator Dr. Dorita Setiawan (tengah) dalam seminar internasional Nurturing The Faith: State, Religious Education and Prevention of Violent Extremism in Southeast Asia, Selasa 15 Januari 2019.(Eka Yudha Saputra/Tempo)

Saat ini ada lima agama yang diakui resmi oleh Pemerintah Thailand menurut Konstitusi Kerajaan Thailand 1997, UU No. 38 dan Konstitusi Kerajaan Thailand 2017 pasal 31 yang berfokus pada kebebasan beragama.

"Thailand mengakui lima agama: Islam, Budha, Kristen, Hindu dan Sikhisme. Dan semua agama dilindungi berdasarkan konstitusi," kata Prof Kriya, kepada Tempo, 15 Januari 2019.

Baca: Usman Hamid: Kita Tak Punya Strategi Lawan Ekstrimisme Kekerasan 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Upaya Pemerintah Thailand untuk menangkal radikalisme salah satunya mendaftar identitas sekolah dan memberikan kurikulum yang didiskusikan bersama institusi terkait termasuk (Biara, Sekolah Kristen, Pondok Pesantren atau Sekolah Islam) untuk memberikan gambaran umum pendidikan yang sesuai.

Namun menurut Prof Kriya, masyarakat Thailand terutama di wilayah selatan yang mayoritas Muslim, jarang terjadi bentrok yang dipicu paham radikalisme agama.

Menariknya Muslim dan pemeluk Budha hidup berdampingan seperti kerabat dan saling melindungi. Mereka melihat agama bukan identitas yang perlu diperdebatkan, dan biasanya penduduk yang berkonflik dipicu masalah pribadi yang meluas atau
ujaran kebencian

"Insiden yang biasanya terjadi selatan Thailand, bukan karena agama, tapi agama digunakan sebagai alat," ujar Prof Kriya.

Baca: Kemenag: Kaum Berpendidikan Mudah Terpengaruh Gerakan Ekstrem

Di Thailand, tidak ada radikalisme agama berbasis Khilafah atau pandangan agama garis keras dari pengaruh luar. Bahkan gerakan separatis di Thailand selatan tidak berhubungan dengan kelompok Islam radikal, namun lebih bersifat lokal.

Muslim di Thailand terutama di selatan, tidak mengalami masalah tinggal di negara mayoritas dan menerima diri sebagai minoritas. Isu minoritas dan mayoritas tidak menjadi masalah di Thailand, karena selama kebebasan ibadah mereka dijamin konstitusi tidak ada masalah. Masyarakat dan pemerintah Thailand menyadari masalah antarmasyarakat bukan pada isu agama, namun lebih kepada perspektif lokal dan upaya pemerintah dalam edukasi religi lebih kepada menjaga stabilitas Thailand.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

3 jam lalu

Penduduk lokal dan wisatawan saling menembakan pistol air saat merayakan hari raya Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.


Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

15 jam lalu

Enam penjabat Walikota dan Bupati diambil sumpah saat dilantik oleh penjabat Gubernur Bey Machmudin di Aula Barat Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 20 September 2023. Enam kepala daerah sisa masa jabatan 2023-2024 yang dilantik adalah Pj Walikota Bekasi Gani Muhammad, Pj Walikota Sukabumi Kusmana Hartadji, Pj Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono, Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif, Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman, dan Pj Bupati Purwakarta Benny Irwan. TEMPO/Prima Mulia
Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

1 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

1 hari lalu

Phi Phi Islands di Phuket, Thailand (Pixabay)
Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

Selama musim ramai, Phuket di Thailand mengalami kemacetan lalu lintas dan kekurangan air, bandaranya pun kehabisan slot untuk penerbangan baru.


Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

3 hari lalu

Patung Buddha raksasa dari kuil Wat Paknam Phasi Charoen terlihat di Bangkok, Thailand, 10 Juni 2021.[REUTERS/Jorge Silva]
Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

Thailand mengalami peningkatan signifikan jumlah wisatawan dari Kazakhstan sejak program pembebasan visa sementara tahun lalu.


5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

4 hari lalu

Wisatawan asal Cina, Shuhui Xu (43) mengenakan kostum tradisional Thailand saat mengunjungi kuil Wat Arun menjelang Tahun Baru Imlek di Bangkok, Thailand 18 Januari 2023.
5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

Banyak pengalaman yang bisa didapat di Bangkok dalam satu kali perjalanan, asalkan tahu lima tips berikut ini.


10 Juta Wisatawan Asing Kunjungi Thailand pada Januari - April 2024

4 hari lalu

Monyet memanjat pengunjung yang tengah berfoto saat Festival Monyet tahunan di provinsi Lopburi, Thailand, 26 November 2023. Festival monyet digelar sebagai wujud terima kasih kepada hewan primata itu, karena telah menarik kunjungan wisatawan ke Lopburi. REUTERS/Chalinee Thirasupa
10 Juta Wisatawan Asing Kunjungi Thailand pada Januari - April 2024

Turis Cina didominasi kunjungan wisatawan asing di Thailand dengan jumlah lebih dari 2 juta.


Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

7 hari lalu

Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

Perayaan Songkran dijuluki sebagai tujuh hari berbahaya karena banyaknya korban di jalan raya karena kecelakaan.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

7 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Honor 200 Lite Terlihat di Laman Sertifikasi NBTC Thailand

7 hari lalu

Ponsel Honor 50. gizmochina.com
Honor 200 Lite Terlihat di Laman Sertifikasi NBTC Thailand

Ponsel Honor 200 Lite dapat ditujukan sebagai penerus seri Honor 100 yang diluncurkan pada November 2023.