TEMPO.CO, Beijing – Lembaga Antikorupsi Cina menggelar investasi menyasar bekas pejabat tinggi Provinsi Shaanxi, yang menjadi ‘macan’ terbaru yang terkena operasi antikorupsi yang digelar Presiden Xi Jinping.
Baca:
Xi telah menggelar perang antikorupsi sejak memimpin Cina pada 2012. Dia bertekad tidak akan mengendurkan perang antikorupsi ini hingga para pejabat, menurut kalimatnya,”Tidak berani, tidak dapat dan tidak ingin menjadi korup.”
Lembaga antikorupsi Cina menyasar Zhao Zhengyong, 67 tahun, yang merupakan bos Partai Komunis Cina tingkat provinsi sejak 2013 – 1016. Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin menyatakan Zhao diduga kuat telah melanggar aturan disiplin partai.
Baca:
Menurut media Caixin, seperti dikutip Reuters, Zhao dituduh gagal melaksanakan enam perintah dari Xi, yang diberikan sejak 2014. Salah satu perintah itu adalah soal pembangunan sejumlah vila mewah ilegal di Shaanxi. Zhao juga dituding mengintervensi dalam sengketa tambang yang telah berlangsung sepuluh tahun pada bulan lalu.
Tayangan dokumentari televisi di stasiun televisi Cina pada pekan lalu menunjukkan hamparan kompleks vila mewah diratakan dengan tanah karena dinilai ilegal. Tayangan itu mengkritik pemimpin Provinsi Shaanxi sebagai pihak yang paling bertanggung jawab meski tidak menyebut nama Zhao.
Baca:
Pada Maret 2018, Cina memperkuat lembaga antikorupsi dengan mengeluarkan undang-undang pembentukan Komisi Pengawasan Nasional atau National Supervisory Commission. Kekuasaannya diperluas hingga ke level pengawasan para pegawai. UU itu juga melegalkan metode dan penahanan kontroversial yang selama ini menjadi sorotan.
Analis mengatakan reformasi lembaga antikorupsi ini menunjukkan adanya perubahan dari sekadar menyasar para pelaku korupsi dan lawan politik Xi menjadi sebagai instrumen mengamankan perintah dari pusat dan menghukum yang lalai.
Investigasi terhadap Zhao disebut sebagai contoh kongkrit kemenangan besar kampanye antikorupsi yang digelar Ci dan dinyatakan dalam situs resmi CCDI.
Baca:
Media Nikkei Asian Review melansir Xi menekankan pentingnya disiplin yang lebih kuat dalam rapat tertutup Partai Komunis Cina, yang berakhir pada Ahad kemarin. Ini terkait kondisi konflik ekonomi AS dengan Cina.
“Lembaga akan membuat pencapaian strategis yang lebih besar dan menunjukkan keteguhan yang kokoh untuk kemenangan total melawan korupsi,” begitu bunyi komunike yang dipublikasikan pada rapat pleno ketiga sidang ke 19 Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin atau CCDI di Beijing Cina.