TEMPO.CO, Beijing – Ekspor Cina mengalami penurunan paling besar dalam dua tahun terakhir pada Desember 2018. Impor juga mengalami kontraksi atau penurunan sehingga semakin melemahkan ekonomi kedua terbesar itu pada 2019 di tengah melemahnya permintaan global.
Baca:
“Data hari ini merefleksikan berakhirnya tren ekspor dan mulainya efek balik sementara perlambatan pertumbuhan global juga membebani ekspor Cina,” begitu hasil analisis lembaga Nomura yang dibagikan kepada investor seperti dilansir Reuters pada Senin, 14 Januari 2019.
Uniknya, Cina justru mencatatkan surplus perdagangan terbesar dengan AS pada 2018. Ini bakal membuat Presiden AS, Donald Trump, meningkatkan tekanan kepada Beijing terkait konflik dagang yang telah berlangsung sejak Juli 2018.
Baca:
Media CNBC melansir Cina mengalami US$323.32 miliar atau sekitar Rp4.600 triliun pada 2018. Ini terjadi karena eksportir dan importir mempercepat order dan pengiriman barang agar tidak terkena dampak perang tarif yang diterapkan kedua negara sejak pertengahan tahun lalu.
Cina sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi dan ini terasa dampaknya secara global. Penjualan gadget populer seperti iPhone dan otomotif melambat. Ini membuat perusahaan seperti Apple dan Jaguar Land Rover harus meningkatkan efisiensi. Jaguar Land Rover mengumumkan pengurangan lapangan kerja di Inggris.
Video:
Data ekonomi pada Desember menunjukkan pertumbuhan ekonomi Cina melamban lebih cepat dari yang diperkirakan. Padahal pemerintah telah melakukan langkah mendorong pertumbuhan ekonomi seperti menambah pengeluaran infrastruktur hingga pemotongan pajak.
Pelemahan ekspor Cina membebani pertumbuhan ekonomi negara itu pada tiga bulan terakhir 2018.
“Data pertumbuhan ekspor juga menunjukkan penguatan yuan bersifat jangka pendek. Beijing bakal membuat kesepakatan dagang lebih cepat dengan AS dan kebijakan pemerintah harus lebih agresif untuk menstabilkan pertumbuhan produk domestik bruto,” begitu dilansir lembaga Nomura.
Baca:
Ekonom dari ANZ mengatakan,”Kemungkinan ada resesi perdagangan,” kata Raymond Yeung, kepala ekonomi ANZ. “Siklus global elektronik tetap menjadi kunci pertumbuhan ekspor Cina.”
Secara umum, total global ekspor Cina naik 9.9 persen pada 2018, yang menunjukkan kinerja terkuat dalam tujuh tahun terakhir. Namun, impor juga naik hingga 15.8 persen. Namun penurunan ekspor pada Desember 2018 dan berkurangnya order ke pabrik-pabrik bisa mengindikasi pelemahan ekspor Cina dalam waktu dekat.