TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, meyakinkan terpilihnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Kemanan PBB akan menjadi momen bagi Indonesia untuk berkontribusi positif pada perdamaian dunia. Terpilihnya Indonesia mengisi posisi ini periode 2019 - 2020 adalah sebuah kepercayaan.
"Mewujudkan perdamaian bagi dunia bukan hal mudah, tantangan sekarang ini jauh lebih besar dan baru," kata Retno dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu RI (PPTM) 2019, Rabu, 9 Januari 2019 di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Pejambon, Jakarta.
Menurut Retno, Presiden RI Joko Widodo dalam pidatonya di pertemuan IMF 2018 lalu mengatakan sekarang adalah saat yang tepat bagi negara-negara untuk saling bekerja sama dan berkolaborasi. Sebab tantangan global sangat berat sehingga suatu negara tak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan negara lain. Diantara global yang dihadapi adalah masalah perubahan iklim, terorisme, melemahnya ekonomi global, bencana alam dan migrasi ireguler.
"Politik luar negeri Indonesia akan terus berkontribusi bagi dunia," kata Menlu Retno dalam pidatonya.
Baca: Bertemu Menlu Retno Marsudi, Arab Saudi Pastikan Lindungi TKI
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyampaikan pidato tahunan Kementerian Luar Negeri RI. Sumber: Infomed/Kemlu
Baca: Menlu Retno Marsudi Siap Debat Terbuka di PBB
Tahun 2018 disebut Retno sebagai salah satu tahun yang sibuk bagi diplomasi Indonesia. Pada tahun lalu, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian games, pertemuan IMF, Bali Process, Asian Para Games, Indonesia-Africa Forum, Pertemuan Ulama 3 Negara dan Bali Democracy Forum. Itu semua salah satu wujud bagi keaktifan Indonesia di level internasional.
Sedangkan di dalam negeri, Retno menyebut hasil kerja keras Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri tercatat menyelesaikan 73.503 kasus yang dialami WNI di luar negeri. Sebanyak 278 WNI telah dibebaskan dari ancaman hukuman mati dan 181.942 TKI bersalah telah di repatriasi.
Kementerian Luar Negeri juga telah mengevakuasi 16.432 WNI dari daerah perang atau konfilik politik serta bencana alam diseluruh dunia. Retno pun menyebut 37 WNI yang menjadi korban penyanderaan di Filipina dan Somalia telah dibebaskan dan Rp 574 miliar hak finansial WNI/TKI di luar negeri diserahkan Kementerian Luar Negeri kepada yang berhak.