TEMPO.CO, Berlin – Pengurus Partai Alternatif Jerman atau AfD mengatakan polikus partai ini tidak mengalami kebocoran data di tengah aksi peretasan yang menyasar enam dari tujuh partai politik di lembaga Bundestag atau DPR Jerman.
Baca:
Baca Juga:
“Tokoh partai tidak ada yang terkena serangan peretasan ini,” kata Christian Lueth, juru bicara Partai AfD, seperti dilansir media RTE pada Jumat, 4 Januari 2019 waktu setempat.
Media CBR Online melansir peretasan data pribadi besar-besaran milik para politisi Jerman termasuk Kanselir Angela Merkel dan tokoh publik lainnya terjadi sejak awal Desember dan makin membesar pada awal Januari 2019.
Harian Die Welt pada Jumat malam merinci ada 410 nama anggota koalisi partai konservatif Merkel yang diretas dan diikuti 230 anggota Demokrat Sosial, 106 anggota partai Hijau, dan 91 anggota partai kiri radikal, dan 28 anggota partai Demokrat Merdeka.
Baca:
Analis ancaman intelijen senior dari lembaga EclecticIQ, Caitlin Huey, mengatakan kepada media Computer Business Review bahwa ada bukti awal yang menunjukkan sebuah organisasi dengan kecenderungan ke sayap kanan memiliki motivasi untuk melakukan pembocoran data ini.
“Bisa juga muncul spekulasi bahwa kebocoran data ini merupakan respon terhadap ledakan di depan salah satu kantor AfD kemarin,” kata Huey dalam pernyataannya. “Namun, belum ada yang pasti soal ini saat ini karena bukti yang paling nyata bisa saja mengarah kepada upaya pengalihan perhatian,” kata dia.
Baca:
Seperti diberitakan media DW, sebuah ledakan terjadi pada Kamis malam lalu di depan salah satu kantor AfD di daerah Dobeln.
Polisi Jerman telah menahan tiga orang, yang kemudian dilepaskan karena tidak ada bukti mencukupi soal keterlibatan mereka. Menurut temuan polisi, pelaku penyerangan kantor AfD ini menggunakan substansi yang tidak dikenal untuk merusak pintu dan jendela kaca di depan kantor AfD. Ledakan itu juga merusak bahan kampanye di dalam kantor. Dua buah mobil van di depan kantor ikut rusak akibat ledakan ini.
Baca: