TEMPO.CO, Jakarta - Umat Kristen Irak merayakan Hari Natal pada Selasa kemarin setahun pasca-runtuhnya ISIS di Irak.
Kekristenan di Irak berasal dari abad pertama era Kristen, ketika para rasul Thomas dan Thaddeus diyakini telah mengkhotbahkan Injil di dataran subur di sungai Tigris dan Eufrat, menurut Reuters, 26 Desember 2018.
Irak adalah rumah bagi banyak gereja ritus timur yang berbeda, baik Katolik maupun Ortodoks, yang secara tradisional merupakan tanda keragaman etnis dan agama negara.
Baca: Warga Kristen di Irak Kian Terjepit
Tetapi perang dan konflik sektarian membuat populasi Kristen Irak menyusut dari 1,5 juta menjadi sekitar 400.000 setelah invasi Koalisi pimpinan AS pada tahun 2003.
Menyusul gempuran Negara Islam pada 2014 dan perang tiga tahun yang membuat jumlah umat Nasrani Irak semakin menurun, meskipun jumlahnya tidak diketahui persis berapa banyak.
Orang-orang menyalakan lilin setelah misa pada Natal di Gereja Katolik St George Kasdim di Baghdad, Irak 25 Desember 2018. [REUTERS / Thaier Al-Sudani]
Di Baghdad, umat Kristen merayakan misa pada Selasa pagi di gereja-gereja yang didekorasi untuk Natal. Setelah melampaui masa teror ISIS, mereka berkata bahwa mereka sekarang penuh harapan, karena kondisinya telah membaik.
"Tentu saja kita dapat mengatakan bahwa situasi keamanan lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya," kata Pastor Basilius, pemimpin Gereja Saint George Chaldean di Baghdad di mana lebih dari seratus jemaat menghadiri misa Natal.
Baca: Umat Kristen Irak Diminta Pindah Agama
"Kami menikmati keamanan dan stabilitas terutama di Baghdad. Selain itu, ISIS telah kalah," katanya.
Irak mendeklarasikan kemenangan dari ISIS lebih dari setahun yang lalu, tetapi kerusakan yang dilakukan pada wilayah Kristen di Dataran Nineveh telah meluas.
Di Qaraqosh, sebuah kota yang juga dikenal sebagai Hamdaniya yang terletak 15 kilometer sebelah barat Mosul, kerusakan masih terlihat.
Di Gereja Immaculate kota itu, yang termasuk dalam denominasi Katolik Suriah dan belum dibangun kembali sejak gerilyawan ISIS membakarnya pada tahun 2014, umat Kristen berkumpul untuk misa tengah malam pada Senin, dikelilingi oleh dinding-dinding yang menghitam bekas grafiti ISIS.
Baca: 4 Negara Tak Aman Bagi Umat Kristen
Puluhan jemaat berdoa dan menerima komuni, dan kemudian berkumpul di sekitar api unggun tradisional di halaman gereja.
Sebelum serangan gerilyawan ISIS, Qaraqosh adalah pemukiman Kristen terbesar di Irak, dengan populasi lebih dari 50.000. Tetapi di masa Natal tahun ini hanya beberapa ratus keluarga yang telah kembali setelah melarikan diri ke kota-kota terdekat dan beberapa di antaranya akhirnya pindah ke luar Irak.