TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus mendesak para imam yang pernah melakukan pelecehan seksual, sekalipun pelecehan minor, agar menyerahkan diri. Pernyataan Paus itu adalah ungkapan yang paling kuat yang pernah dilontarkannya sejak krisis melanda gereja Katolik Roma.
Namun masih belum dapat dipastikan apakah kalimat menyerahkan diri yang di maksud Paus Fransiskus mengacu pada penyerahan diri ke sistem peradilan gereja atau peradilan sipil atau keduanya. Sumber di Vatikan mengatakan yang disampaikan Paus Fransiskus itu adalah seruan secara langsung.
“Kepada mereka yang melakukan pelecehan minor saya ingin mengatakan berubahlah dan menyerahkan diri pada peradilan manusia dan bersiap bagi keadilan Tuhan,”kata Paus Fransiskus, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu, 22 Desember 2018.
Baca: Paus Fransiskus Temui Uskup AS yang Menuntutnya Mundur
Paus Francis memimpin misa di Basilica of the National Shrine of the Immaculate Conception, Washington, 23 September 2015. Obama memuji Paus Francis karena kerendahan hati, kesederhanaan, kelembutan kata-kata dan kemurahan hatinya. REUTERS/Tony Gentile
Pernyataan itu disampaikan Paus Fransiskus dua bulan sebelum sebuah pertemuan untuk membahas krisis gereja akibat merebaknya skandal pelecehan seksual, digelar. Rencananya, pertemuan itu akan dihadiri oleh kepala uskup dari 110 gereja Katolik, puluhan ahli dan pemimpin agama di bawah perintah Vatikan.
Baca: Paus Fransiskus Pecat Dua Uskup di Cile
Anne Barrett Doyle, Wakil Direktur BishopAccountability.org, mengatakan ucapan Paus Fransiskus agar para imam bertanggung jawab atas perbuatan mereka tidak menjamin perlindungan terhadap anak-anak atau mencegah para pelaku pelecehan seksual melakukan tindakan tercela. Sebab gereja seharusnya menerbitkan tuntutan khusus di konferensi nanti. BishopAccountability.org adalah sebuah lembaga yang mengungkap kasus-kasus pelecehan seksual di sekitar lingkungan gereja di seluruh dunia.
Paus Fransiskus sebelumnya menggunakan pidato Natal untuk mengecam kasus-kasus korupsi dan kesalahan manajemen di Curia, yakni sebuah badan resmi yang mengatur gereja Katolik. Namun kali ini, pidato – pidato Paus Fransiskus terfokus pada krisis pelecehan seksual global.
“Saya ingin memperjelas. Dihadapkan pada semua kekejian ini, gereja akan melakukan berbagai upaya yang diperlukan untuk menegakkan keadilan pada siapapun yang melakukan kejahatan. Gereja tidak akan pernah menganggap satu kasus pun secara tak serius,” kata Paus Fransiskus.
Sebelumnya Paus Fransiskus juga telah berjanji tidak akan mentolelir segala bentuk kesalahan para imam di masa lalu. Pernyataan itu terlontar setelah para korban pelecehan seksual mendesak gereja agar menerbitkan suatu kebijakan untuk membuat para uskup bertanggung jawab atas kesalahan penanganan kasus-kasus pelecehan seksual.