TEMPO.CO, Jakarta - Tunangan Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz menuduh Presiden Trump mengambil posisi yang tidak memihak pada sisi moral atas kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
Hatice Cengiz menyerang para pemimpin Barat, khususnya Presiden AS, karena memprioritaskan hubungan ekonomi dengan Arab Saudi untuk mendapatkan keadilan bagi calon suaminya.
Baca: 4 Kesaksian Hatice Cengiz atas Kematian Jamal Khashoggi
Dilansir dari Dailymail.co.uk, 2 November 2018, Hatice Cengiz menuduh beberapa orang di Washington menunda tindakan tergas terhadap rezim Saudi dengan harapan masalah ini akan dilupakan, tetapi Cengiz mengatakan berjanji untuk terus berjuang demi keadilan.
Sejumlah jurnalis freelance Indonesia melakukan aksi damai di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat, 19 Oktober 2018. Aksi ini menuntut kejelasan atas hilangnya jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, setelah memasuki Konsulat Jenderal Arab Saudi di Turki pada 2 Oktober lalu. TEMPO/Muhammad Hidayat
Jamal Khashoggi dibunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober saat dia pergi bersama Hatice Cengiz untuk mengumpulkan dokumen perceraian, agar keduanya bisa menikah.
Baca: Tunangan Jamal Khashoggi Tuntut Keberadaan Tubuh Khashoggi
Hatice menunggu di luar ketika Jamal Khashoggi masuk ke dalam, tetapi tidak pernah keluar.
Jaksa Agung Turki mengatakan Khashoggi dicekik saat dia masuk sebelum tubuhnya dimutilasi dan dibuang. Namun sampai saat ini jasadnya belum ditemukan.
Ahli forensik dari kepolisian Turki tiba di Konsulat Jenderal Arab Saudi untuk melakukan olah TKP di Istanbul, Turki, 17 Oktober 2018. Rekaman tersebut menunjukkan Jamal Khashoggi ditangkap lalu diinterogasi sejumlah petugas Arab Saudi. REUTERS/Huseyin Aldemir
Arab Saudi awalnya membantah Khashoggi hilang, kemudian mengakui dia meninggal di dalam konsulat dalam perkelahian yang tidak disengaja, sebelum akhirnya mengatakan dia dibunuh dan pembunuhan itu direncanakan.
Namun Putra Mahkota Mohammed bin Salman terus menyangkal dia terlibat dalam kematian dan menyalahkan ada pihak yang tidak bertanggung jawab atas kematian Jamal Khashoggi.
"Sekarang terserah masyarakat internasional untuk membawa pelaku ke pengadilan. Dari semua negara, Amerika Serikat harus memimpin jalannya. Negara ini (AS) berdiri atas cita-cita kebebasan dan keadilan untuk semua, Amandemen Pertama yang mengabadikan cita-cita yang dipersonifikasikan oleh Jamal," kata Hatice.
"Tetapi pemerintahan Trump telah mengambil posisi yang tidak memiliki landasan moral," tambah Hatice."Beberapa orang di Washington berharap masalah ini akan dilupakan dengan taktik penundaan yang sederhana. Tetapi kami akan terus mendesak pemerintahan Trump untuk membantu menemukan keadilan bagi Jamal."
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memegang grafik penjualan perangkat keras militer saat berbincang dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. (AP Photo/Evan Vucci)
"Saya tidak naif. Saya tahu bahwa pemerintah bekerja bukan pada perasaan tetapi pada kepentingan bersama. Namun, mereka semua harus bertanya pada diri mereka sendiri sebuah pertanyaan mendasar: Jika negara-negara demokrasi di dunia tidak mengambil langkah-langkah yang tulus untuk mengadili para pelaku tak berperikemanusiaan ini, yang telah menyebabkan kemarahan universal di antara warga negara mereka, lalu apa moral yang tersisa yang mereka miliki?, tutur tunangan Jamal Khashoggi tersebut.
Baca: Jamal Khashoggi Tewas, Senat AS Tolak Setujui Nuklir Arab Saudi
Donald Trump telah mengutuk pembunuhan Jamal Khashoggi, namun Trump mengatakan dia enggan menggagalkan perjanjian pembelian senjata yang menguntungkan dengan Arab Saudi senilai miliaran dolar AS.