TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah orang asing yang mengunjungi Inggris untuk berwisata atau bekerja menyusut drastis selama hampir satu dekade selama tiga bulan hingga Juni terakhir.
Penurunan ini menunjukkan bahwa Inggris tidak dapat mempertahankan angka rekor yang dicapai setahun sebelumnya setelah referendum Brexit 2016.
Baca: Pindah Katolik, Putri Monako Dilarang Jadi Pewaris Tahta Inggris
Jatuhnya Poundsterling setelah Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa pada Juni 2016 membuat negara itu menjadi tujuan liburan yang lebih murah, meningkatkan jumlah pengunjung di kuartal kedua dan ketiga 2017, yakni selamamusim liburan puncak, dan ini tercatat sebagai rekor tertinggi.
Namun, data yang dirilis pada Kamis 11 Oktober 2018 dari Kantor Statistik Nasional (ONS) menunjukkan Inggris tidak dapat mempertahankan kenaikan ini, dengan segmen pengunjung yang sangat sensitif terhadap harga mungkin telah habis.
Wisatawan memadati Istana Buckingham di London, Inggris, 24 Juni 2015. Ratu Elizabeth II harus pindah sementara waktu dari Buckingham karena istana tersebut akan direnovasi. Rob Stothard/Getty Images
Jumlah pengunjung asing dalam tiga bulan hingga Juni turun 7,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 10,038 juta, persentase penurunan terbesar sejak kedalaman krisis keuangan global pada awal 2009.
Jumlah pengunjung Amerika Utara turun 10 persen, pengunjung Eropa turun 8 persen dan ada penurunan 6 persen pada pengunjung dari tempat lain.
Baca: Murid Perempuan di Inggris Makin Banyak Alami Pelecehan Seksual
Pariwisata, alasan paling umum untuk berkunjung, turun 8 persen, perjalanan bisnis turun 15 persen sementara kunjungan untuk melihat teman dan keluarga naik 6 persen.
Total pengeluaran oleh pengunjung asing turun 10,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 5,839 miliar Poundsterling atau Rp 117 triliun.
Namun ONS tidak memberikan alasan atas penurunan ini.
Baca: Banyak yang Gagal, Angkatan Darat Inggris Kendorkan Tes Masuk
Jumlah orang Inggris yang bepergian ke luar negeri hampir tidak berubah pada jumlah 19.868 juta, dan pengeluaran mereka tetap stabil di 11.629 miliar Poundsterling atau Rp 234 ribu triliun. Lebih banyak orang Inggris mengunjungi Amerika Utara dengan mengorbankan tujuan non-Eropa lainnya.
Tahun lalu PBB memperkirakan bahwa Inggris adalah tujuan wisata internasional terbesar ketujuh dunia berdasarkan jumlah pengunjung, turun satu peringkat di belakang Meksiko dan Negara yang paling banyak dikunjungi adalah Prancis.