TEMPO.CO, Jakarta - Kardinal Marc Ouellet, pejabat tinggi di Vatikan, pada Minggu, 7 Oktober 2018, mengunggah sebuah surat terbuka sebanyak tiga halaman. Surat tersebut menyerang seruan dari Uskup Agung, Carlo Maria Vigano, agar Paus Fransiskus mengundurkan diri.
Dikutip dari Reuters pada Senin, 8 Oktober 2018, Ouellet menerbitkan surat terbuka itu untuk merespon pernyataan Vigano pada 26 Agustus 2018. Ketika itu, Vigano menuding adanya sebuah daftar panjang nama pejabat Vatikan dan gereja di Amerika Serikat, yang menutup-nutupi tindakan asusila mantan Uskup Agung di Washington, Theodore McCarric, 88 tahun.
McCarric diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah seminaris laki-laki. Diantara mereka yang menutup-nutupi tindakan McCarric itu adalah Paus Fransiskus sehingga Vigano menyerukan agar Paus mengudurkan diri. Usai melancarkan tuduhan itu, Vigano diketahui bersembunyi.
Baca: Vatikan Serius Pelajari Dokumen Pelecehan Anak di Australia
Paus Francis memberikan ceramah di lapangan Santo Petrus, Vatikan. CNS/Paul Haring
Baca: Polisi Vatikan Hentikan Pesta Gay Pegawai Penasihat Paus
Ouellet dalam suratnya mengatakan Vigano telah membiarkan dirinya diyakinkan oleh tuduhan mengerikan. Surat terbuka Ouellet ini, memperunyam dugaan skandal pelecehan seksual di kalangan gereja.
"Saya menyimpulkan tuduhan Anda adalah kerangka kerja politik tanpa dasar," kata Ouellet, yang berkewarganegaraan Kanada.
Kepala Kongregasi Uskup Vatikan itu mendesak kepada Vigano agar keluar dari tempat persembunyiannya, bertaubat dari sikap memberontak yang telah dilakukannya dan kembali ke jalan yang benar ketimbang memperburuk permusuhan terhadapnya. Ouellet pun memperingatkan agar semua pihak mengedepankan kebenaran dan menjauhi fitnah serta pencemaran nama baik.