2. Nikita Sergeyevich Khrushchev (Uni Soviet)
Nikita Sergeyevich Khrushchev [Sputniknews]
Di pleno ke-869, saat Majelis Umum PBB, Khrushchev telah melakukan pidatonya selama 140 menit atau 2 jam lebih, pada 23 September 1960.
Khrushchev mengatakan bahwa pemimpin dunia yang telah hadir harus bertanggung jawab atas keadaan dunia. Kemerdekaan telah banyak meluas ke berbagai wilayah. Namun puluhan juta manusia tetap merana dan menderita oleh kolonialisme dan imprealisme.
"Apakah tanda kemiskinan dan kerkurangan telah hilang oleh kemerdekaan? Faktanya, ratusan juta orang dan perempuan di berbagai benua telah berada di kesengsaraan dan kelaparan," katanya.
3. Soekarno (Indonesia)
Presiden Indonesia, Soekarno berbicara pada Konferensi Asia Afrika di Bandung (KAA), 1955. Lisa Larsen/The LIFE Picture Collection/Getty Images
Soekarno termasuk dari kepala negara yang menyampaikan pidato terpanjang saat Majelis Umum PBB, di sesi pleno ke-88, dengan menghabiskan waktu selama 121 menit atau 2 jam, pada 30 September 1960.
Seokarno mengawali pidatonya dengan membacakan terjemahan Al Quran surat Al-Hujurat ayat 14, dan Injil surat Luke pasal 2 ayat 14. Ia mengatakan bahwa pengorbanan dan penderitaan telah berakhir, ini adalah bukti bahwa keadilan telah mulai berjaya dan kejahatan telah hilang.
"Saya dipenuhi suka cita yang besar, saya melihat bahwa hari baru telah datang, kebebasan dan emansipasi yang telah lama dimimpikan begitu lama, akhirnya bangkit di atas tanah Afrika dan Asia," ungkapnya.
Soekarno menegaskan bahwa masalah utama dunia yang dihadapi saat ini adalah kolonialisme. Kolonialisme berkaitan dengan keamanan dunia, keamanan berkaitan dengan adanya perdamaian dan pelucutan senjata.