Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Swiss Gagas Program Kedaulatan Pangan, Seperti Apa?

image-gnews
Peternakan Sapi di Swiss [The Local Switzerland]
Peternakan Sapi di Swiss [The Local Switzerland]
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSwiss menggelar jajak pendapat bagi warganya untuk memutuskan pada dua proposal terpisah, yang bertujuan untuk melindungi petani Swiss dan memastikan bahwa makanan dari petani dan produsen domestik dan asing lebih sehat, lebih ramah lingkungan dan ramah hewan.

Baca: Desa di Swiss Beri Warga Tunjangan Pendapatan Hingga Rp 38 Juta

Namun jajak pendapat menunjukkan kekhawatiran pada biaya, oposisi pemerintah, dan faktor-faktor lain telah merusak dukungan publik untuk proposal, referendum terbaru dalam bentuk demokrasi langsung Swiss yang memberi warga pernyataan mengenai hal-hal yang sangat diminati publik.

Peternakan Sapi di Swiss [swissfarm.co.nz]

Proposal pertama yakni Fair-Food Initiative atau "Penyesuaian Kualitas Pangan", yang akan meminta pemerintah Swiss untuk mempromosikan makanan yang ramah lingkungan, ramah hewan dan cukup diproduksi, dan dapat meminta inspektur Swiss untuk bepergian ke luar negeri untuk melakukan pemeriksaan kepatuhan.

Aturan ini berupaya melarang impor ternak dan produk-produk hewani yang berasal fasilitas industri skala besar. Program ini juga akan mempromosikan produk lokal musiman dan membutuhkan daftar bahan pangan yang lebih rinci pada kemasan makanan.

Dilansir dari Le News, proposal kedua, program Popular Initiative For food sovereignty atau "Kedaulatan Pangan", yang disponsori oleh serikat petani Uniterre, bertujuan untuk memastikan Swiss mempertahankan model pertaniannya saat ini. Para pemrakarsa berpendapat bahwa mengizinkan hasil pertanian asing ke pasar Swiss berbahaya bagi sektor ini. Mereka menginginkan peraturan baru dan bea impor yang lebih tinggi untuk melindungi model tradisional pertanian Swiss yang berpusat pada pertanian keluarga kecil.

Baca: Basmi Penyakit, Selandia Baru Siap Bunuh 150 Ribu Sapi

Para pendukung mengatakan bahwa gagasan tersebut sebagian dirancang untuk membantu mengurangi pemborosan, sebab sepertiga dari semua makanan akhirnya dibuang, sebagian besar karena kedaluarsa atau pemusnahan produk yang dianggap buruk.

Cabang eksekutif Swiss, Dewan Federal, dan parlemen mendukung konsep tersebut, tetapi mengatakan legislasi yang ada sudah menuju ke arah yang benar. Namun mereka mengatakan proposal itu dapat membatasi pilihan, menaikkan harga dan membahayakan perjanjian perdagangan Swiss dengan mitra dagang.

Para pendukung menilai program "Kedaulatan Pangan" untuk mengendalikan penurunan jumlah peternakan Swiss dalam beberapa dekade terakhir. Saat ini sekitar 100.000 lapangan pekerjaan lebih sedikit pekerjaan pertanian berkurang selama 30 tahun terakhir.

Dalam foto 23 Agustus 2011 ini, sapi perah merumput di wilayah Emmental Swiss. Parlemen Swiss berupaya mengesahkan dua proposal terpisah yang bertujuan untuk melindungi petani Swiss dan memastikan bahwa makanan dari petani dan produsen dalam dan luar negeri lebih sehat, lebih ramah lingkungan dan ramah hewan. (Foto AP / Mark D. Carlson, File)

Melalui program ini pemerintah ingin menaikkan gaji petani dan memastikan bahwa bahan pangan yang diimpor memenuhi standar Swiss.

Ini akan memastikan harga yang adil untuk produk Swiss dan mengharuskan makanan impor mematuhi peraturan Swiss, dan jika tidak, menghadapi kemungkinan larangan impor.

Baca: Takut Sanksi AS, Bank Swiss Bekukan Aset Rusia Rp 73 Triliun

Pemerintah Swiss mengatakan rencana ini akan menjadi kontra-produktif, memicu konsumen Swiss untuk beralih ke negara tetangga Austria, Prancis, Jerman atau Italia untuk berbelanja.

Usulan itu pada akhirnya akan menurunkan permintaan untuk produk domestik, sehingga merugikan para petani yang awalnya bertujuan untuk menyokong.

Pemerintah Swiss juga berpendapat bahwa prakarsa itu juga dapat melanggar hukum dan peraturan perdagangan internasional dan mendorong mitra dagang di industri pangan untuk membalas jika dirugikan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

1 hari lalu

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah? Foto: Canva
10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?


Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

4 hari lalu

Patung Raja Ramses II terlihat dalam perjalanan ke Museum Agung Mesir di Kairo, Mesir 25 Januari 2018. REUTERS
Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri


Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

5 hari lalu

Ilustrasi wifi di ponsel. Shutterstock
Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

Sebelum traveling, turis tersebut sudah mengunjungi toko operator selularnya supaya bisa menggunakan paket data internasional.


Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

7 hari lalu

Direktur ID FOOD Bernadetta Raras saat menjadi pembicara di Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Workshop on Promoting Women Economic Empowermen Across Agri-Food Chain di Hanoi, Vietnam, 16 April 2024. (ID FOOD)
Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.


Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

11 hari lalu

Pedagang di Pasar Palmerah mengeluh mahalnya harga cabai rawit merah dan cabai merah kriting yang menyentuh harga Rp 100 ribu-Rp 110 ribu. Tempo/Mutia Yuantisya
Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.


ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

14 hari lalu

Pekerja melakukan bongkar muat gula kristal putih impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu 1 April 2023. Holding Pangan ID Food mendatangkan Gula Kristal Putih (GKP) impor tahap pertama sebanyak 107.900 ton untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga gula serta memenuhi kebutuhan saat Ramadhan dan Lebaran sesuai penugasan dari Badan Pangan Nasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.


PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

18 hari lalu

Ilustrasi pasar murah. ANTARA/Irsan Mulyadi
PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.


Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

19 hari lalu

Penjualan daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Selasa 12 Maret 2024. Data Badan Pangan Nasional per hari ini, 12 Maret 2024 harga rata-rata nasional untuk daging sapi murni sebesar Rp 140.380 per kilogram.  TEMPO/Tony Hartawan
Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.


Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

22 hari lalu

Data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS). Per Maret 2024, inflasi tahunan mencapai 3,05 persen menjelang Lebaran 2024.
Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.


Negara Guncang Setelah Presiden Peru Gunakan Rolex, Begini Profil Perusahaan Jam Tangan Mewah Asal Swiss

22 hari lalu

Rolex Lady Datejust. (dok. Luxehouze)
Negara Guncang Setelah Presiden Peru Gunakan Rolex, Begini Profil Perusahaan Jam Tangan Mewah Asal Swiss

Dina Boluarte, Presiden Peru gunakan jam tangan Rolex mengundang guncangan politik di negara itu. Begini profil perusahaan jam tangan mewah ini.