TEMPO.CO, Beijing - Militer Cina mendapat dukungan kekuatan baru dengan peluncuran pesawat terbang amfibi, yang dikabarkan terbesar di dunia dan telah melakukan uji coba dengan sukses.
Baca:
Beijing Marah, Kapal Perang Inggris Berlayar ke Laut Cina Selatan
Kapal terbang ini dirancang untuk melakukan misi pencarian dan penyelamatan di laut. Namun, kapal terbang dengan nama AG600 dapat juga digunakan untuk transportasi pasukan dan melakukan pengintaian musuh di kawasan laut bermasalah.
“Kapal terbang ini juga melakukan penerbangan rendah dengan baik dan semua sistemnya berfungsi,” begitu dilansir China Aviation News dan SCMP pada Ahad, 9 September 2018.
Baca:
Kandas di Laut Cina Selatan, Kapal Perang Filipina Diderek
AG600 atau Kunlong memiliki panjang sekitar 37 meter dengan lebar sayap 38,8 meter. Pesawat ini mampu terbang sejauh 4500 kilometer dan didesain untuk mampu lepas landas dan mendarat dengan ketinggian ombak hingga maksimum dua meter.
Pemerintah Cina membangun armada kapal selam nirawak dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence untuk mengimbangi pergerakan pasukan AS di Laut Cina Selatan dan Samudra Pasifik Barat. SCMP
Kunglon memiliki empat mesin baling-baling turboprop dan mampu membawa 50 penumpang. Pesawat ini juga bisa membawa 12 ton air dalam 20 detik untuk kegiatan pemadam kebakaran hutan atau lahan.
Baca:
Kapal Perang Amerika dan Jepang Konvoi di Laut Cina Selatan
Dengan kemampuan mengangkat berat 53,5 ton, Kunglon diklaim mengalahkan pesawat sejenis asal Jepang yaitu ShinMaywa US-2 dan Rusia Beriev Be-200. Pemerintah Cina dan beberapa perusahaan swasta telah memesan 17 pesawat, yang bakal mulai dikirim pada 2022.
Militer Cina mengembangkan AG600 untuk memperkuat otot militer dalam menghadapi sengketa Laut Cina Selatan. Media EurAsian Times melansir pesawat ini dirancang dengan kemampuan untuk melakukan invasi laut dadakan terhadap kawasan musuh.