TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan komandonya memimpin Amerika Serikat di tengah-tengah laporan adanya perlawanan sembunyi-sembunyi yang dilakukan sejumlah penasihat presiden. Laporan yang beredar juga menyebut adanya upaya ‘orang dalam’ untuk menggagalkan keputusan-keputusan Trump.
Dikutip dari situs nytimes.com pada Sabtu, 8 September, 2018, sikap Trump dan beberapa anggota pemerintahannya yang tak sejalan sejak awal semakin mengerucut. Pada pekan ini kesenjangan itu mencuat ke publik menyusul terbitnya tulisan opini yang ditulis secara anonim oleh penulis yang mengaku bekerja untuk presiden.
Tulisan itu segera memunculkan beragam pertanyaan, diantaranya kapasitas Presiden Trump dalam memimpin pemerintahan dan bagaimana tanggung jawab orang-orang yang bekerja untuknya.
Baca: Kim Jong Un Takut Dikudeta saat Temui Donald Trump di Singapura
Tulisan opini yang dimuat nytimes.com pada 5 September 2018, menjelaskan Presiden Trump sedang menghadapi ujian dalam kepemimpinannya yang belum pernah dihadapi oleh seorang pemimpin modern Amerika.
“Yang terjadi bukan hanya tim penasihat khusus yang besar, bukan negara yang terbelah dibawah kepemimpinan Presiden Trump atau Partai Republik yang mungkin kehilangan kursi di parlemen, namun yang terjadi adanya dilemma. Banyak pejabat senior di pemerintahan Trump bekerja dengan rajin di bawah agenda frustrasinya dan keinginannya yang buruk. Saya adalah salah satu dari mereka,” tulis sumber anonim tersebut.
Baca: Hubungan dengan Turki Menegang, Trump Sebut Tidak Ada Konsesi
Sumber tersebut menulis, para pejabat senior yang berkerja untuk Trump sangat ingin pemerintahan ini berjalan sukses dan membayangkan banyak kebijakan yang membuat masyarakat Amerika Serikat lebih aman serta makmur. Namun mereka percaya bahwa tugas utama adalah bekerja untuk negara dan Presiden Trump terus mengambil sikap yang merugikan kesehatan negara.
Untuk itu, banyak orang-orang yang telah ditunjuk Trump bersumpah melakukan apapun yang bisa dilakukan agar bisa tetap menghidupkan lembaga-lembaga demokrasi di Amerika Serikat dan pada saat yang sama menggagalkan keinginan sesat Trump hingga dia keluar dari Gedung Putih.
Dalam tulisan opini itu disebut, akar permasalahannya adalah ketidaksusilaan Presiden Trump. Siapa pun yang bekerja untuknya tahu bahwa Trump tidak punya halangan yang mengarahkan pada sebuah pengambilan keputusan.