TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan tidak setuju dengan permintaan pemerintah Turki, yang meminta konsesi untuk permintaan pembebasan pastor asal AS yang sedang ditahan.
Baca:
Soal Lira, Cina, Qatar, Jerman, Prancis dan Rusia Dukung Turki
Masih Tegang dengan Trump, Erdogan Bilang Bakal Lawan Terus
“Saya pikir sangat menyedihkan dengan apa yang Turki lakukan. Saya pikir mereka membuat kesalahan buruk. Tidak bakal ada konsesi,” kata Trump lewat wawancara khusus dengan Reuters, Selasa, 21 Agustus 2018.
Pemerintah Turki telah meminta pemerintah AS untuk menyerahkan Fethullah Gulen, seorang ulama asal Turki yang mengasingkan diri di AS dan dituding terlibat mendukung upaya kudeta militer gagal terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 2016. Namun, AS menolak menyerahkan Fethullah kepada pemerintah Turki.
Pada saat yang sama, otoritas Turki menahan pastor Andrew Brunson, yang dituding terlibat melakukan kegiatan mata-mata dan terorisme soal dukungannya terhadap upaya kudeta militer gagal 2016. Dia telah ditahan selama sekitar 20 bulan dan bakal menjalani persidangan.
Trump meminta pemerintah Turki membebaskan Brunson sekitar tiga pekan lalu. Namun, Turki menolak. Pemerintahan Trump lalu memberi sanksi kepada dua menteri Turki dan menaikkan tarif impor komoditas baja dan aluminium hingga dua kali lipat menjadi masing-masing 50 persen dan 20 persen.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan disaksikan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Brussels Belgia, 11 Juli 2018. (Presidency Press Service via AP, Pool)
Ini membuat ekspor baja dan aluminium Turki terhambat untuk masuk ke pasar AS karena harga jualnya menjadi tidak kompetitif terhadap komoditas sejenis. Ini juga sempat membuat mata uang lira melemah mendadak hingga 7,24 dan kemudian menguat di kisaran 6 lira per dolar.
Hurriyet Daily News melansir Erdogan membalas tindakan Trump ini dengan menaikkan tarif impor dua kali lipat untuk produk mobil penumpang, alkohol dan tembakau asal AS dengan masing-masing 120 persen, 140 persen dan 60 persen.
Dia juga menyerukan pemboikotan produk ponsel iPhone dan elektronik asal AS dan meminta warganya membeli ponsel Samsung dari Korea Selatan dan ponsel lokal Venus Vestel. Sebagian warga Turki merusak iPhone dan membuang Coke Cola sebagai respon ajakan ini.
Erdogan juga mendapat komitmen investasi US$15 miliar atau sekitar Rp221 triliun dari emir Qatar serta dukungan lisan untuk stabilitas perekonomian Turki dari Rusia, Cina, Prancis dan Jerman.
Saat ditanya sanksi tarif imor kepada Turki bakal berdampak negatif ke perekonomian Eropa dan negara-negara berkembang, Trump menjawab ini.
Mata uang Lira Turki [REUTERS]
“Saya tidak peduli sama sekali. Saya tidak khawatir. Ini hal yang tepat untuk dilakukan,” kata Trump soal dampak buruk kebijakannya terhadap perekonomian negara lain.
Baca:
Kena Sanksi, Erdogan Sebut Amerika Tusuk Turki di Punggung
Hubungan Menegang, Erdogan kepada Trump: Ada Apa dengan Anda?
Trump juga mengatakan Erdogan menginginkan seorang perempuan warga Turki yang ditahan di Israel dilepaskan. “Saya mengupayakan orang itu keluar untuk dia. Saya harap dia akan melepas lelaki yang tidak bersalah dan pastor hebat ini dari Turki,” kata Trump.
Pemerintah Israel mengkonfirmasi Trump meminta pembebasan Ebru Ozkan dan mendeportasinya pada 15 Juli 2018. Sebaliknya, pemerintah Turki menyatakan tidak pernah menyetujui pembebasan Brunson sebagai imbalannya.
“Saya sangat menyukai Turki dan bangsa Turki. Saya memiliki hubungan baik dengan Presidennya. Tapi ini tidak bisa berlangsung satu arah. Ini bukan lagi hubungan satu arah dngan AS,” kata dia.
Dalam pernyataannya beberapa waktu lalu, Erdogan mengkritik Trump yang dinilai memilih seorang teroris dan bukannya negara mitra sesama anggota NATO. “AS menusuk Turki dari belakang,” kata Erdogan soal sanksi kenaikan tarif impor baja dan aluminium.