Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Fakta Senjata Api 3D yang Jadi Polemik di Amerika Serikat

image-gnews
Senjata Api 3D [crimeresearch.org]
Senjata Api 3D [crimeresearch.org]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan asal Texas, Amerika Serikat, bernama Defense Distributed, membuat cetak biru untuk senjata api 3D yang dapat dicetak secara online setelah tiga tahun lalu dilarang. Namun sejumlah negara bagian menggugat penyebaran senjata api 3D ini dan menjadi polemik di AS.

Dilansir dari Sputnik News, 1 Agustus 2018, Defense Distributed pada 31 Juli melaporkan lebih dari 1.000 cetak biru senjata api 3D diunduh, dan angkanya kemungkinan jauh lebih tinggi sekarang.

Baca: Pengadilan Amerika Serikat Tunda Rilis Senjata Api 3D

Proses pencetakan senjata api 3D pada dasarnya menggunakan  benang plastik yang dipanaskan. Teknologi ini pertama kali dikembangkan kembali pada 1980 tetapi baru dikenal luas pada 2009. Printer ini terbatas pada senyawa plastik tertentu, sehingga struktur yang mereka buat memiliki daya tahan yang terbatas.

Dalam foto yang dirilis 10 Mei 2013, Cody Wilson, pendiri Defense Distribute, menunjukan pistol plastik yang dibuat pada printer 3D di rumahnya di Austin, Texas.[Jay Janner/Austin American-Statesman via AP, File]

Senjata pertama yang bisa dibuat dengan cetak 3D adalah Liberator. Senjata besar, Shotgun satu peluru yang lebih mirip mainan anak-anak daripada senjata sungguhan, dirancang oleh Cody Wilson yang mengklaim dirinya anarkis kiri. Wilson juga pendiri Defense Distributed.

Cetak biru senjata api 3D diunduh lebih dari 100 ribu kali sebelum Departemen Luar Negeri AS menuntut agar web mereka dihapus karena penyebarannya melanggar undang-undang ekspor senjata. Namun aturan itu tidak melarang Defense Distributed menjual cetak biru senjata 3D secara offline.

Baca: Ini Kota Mayoritas Kulit Putih Termiskin di Amerika Serikat

Liberator dicetak dari plastik khusus untuk printer 3D, yang memiliki pemantik logam karena plastik tidak cukup kuat memicu peluru. Pemicu logam umumnya terbuat dari paku biasa. Mencetak Liberator di AS diizinkan hanya jika blok logam dipasangkan ke tubuh senapan sehingga dapat dideteksi oleh sistem keamanan.

Kekuatan senjata api 3D Liberator masih bisa diperdebatkan karena beberapa eksperimen penembakan sebelumnya telah mengakibatkan senjata itu hancur. Eksperimen lain pada 2013, Liberator, yang dicetak pada printer yang dijual bebas  mampu menembakkan hingga 9 proyektil dan senjata akhirnya hancur. 

Baca: Facebook Blokir Puluhan Akun Diduga Digunakan Rusia di Pilpres AS

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Defense Distributed juga menyediakan skema disertai mesin penggiling senilai US$ 250 atau Rp 3,6 juta yang disebut Ghost Gunner, memungkinkan warga sipil dapat merakit beberapa komponen untuk senapan serbu semi-otomatis AR-15 di rumah mereka.

Komponen receiver merupakan satu-satunya bagian senjata yang tidak dapat dibeli oleh warga sipil tanpa dokumen. Namun Defense Distributed menjual receiver yang keutuhannya hanya 80 persen dibandingkan receiver konvensional.

Oleh karena receiver yang tidak utuh itu, maka dia tidak masuk bagian dari komponen senjata api menurut undang-undang AS.  

Receiver yang lebih rendah juga dapat dicetak 3D dari plastik, tetapi mempengaruhi kualitas dan keandalan produk.

Komponen senjata api 3D [www.ucpublicaffairs.com]

Fakta ini sebetulnya unik karena seseorang dapat mencetak senjata namun hampir tidak mengubah status quo mengenai pelanggaran kepemilikan senjata api. Mencetak senjata api 3D membutuhkan printer 3D yang andal dan tepat, yang membutuhkan biaya, dan banyak tenaga kerja manual untuk menyelesaikan dan merakit bagian-bagiannya. Pada titik ini, prosesnya lebih sulit daripada membuat senjata darurat tradisional dari logam dan kayu.

Baca: Cina Mau Bendera Nasional Dipasang di Seluruh Tempat Ibadah

Dari sudut pandang hukum, Liberator sama dengan senjata darurat lainnya, tidak memiliki nomor seri dan tidak bisa dilacak seperti digugat oleh sejumlah negara bagian Amerika Serikat.

"Banyak politisi senjata api 3D dan media telah salah kaprah bahwa teknologi pencetakan 3D akan memungkinkan produksi dan proliferasi senjata api plastik yang tidak terdeteksi. Terlepas dari apa yang seseorang dapat publikasikan di Internet, senjata plastik tidak terdeteksi ilegal selama 30 tahun. Undang-undang federal yang disahkan pada 1988, dibuat dengan dukungan NRA (National Rifle Association, membuatnya melanggar hukum untuk memproduksi, mengimpor, menjual, mengirim, menyerahkan, memiliki, mentransfer, atau menerima senjata api yang tidak terdeteksi," tulis NRA, perkumpulan pemilik senjata api Amerika Serikat yang dirilis di situs resminya terkait polemik senjata api 3D.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran