TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kamboja memberlakukan libur selama tiga hari menyusul penyelenggaraan pemilu Kamboja 2018. Libur dimulai sejak 28 sampai 30 Juli 2018. Banyak toko-toko tutup dan jalanan terasa lengang karena masyarakat urban di ibu kota Phnom Penh pulang kampung untuk mencoblos pada 29 Juli 2018.
Menurut Dim Sovannarom, Juru bicara Komisi Pemilihan Umum Kamboja, pemerintah Kamboja sangat mendorong masyarakat agar memberikan hak suara mereka pada hari pencoblosan. Untuk mendukung hal ini, komisi pemilihan umum Kamboja bahkan sampai mengerahkan Gajah untuk mengantar surat suara di daerah terpencil dan terkena musibah. Pemilu Kamboja 2018, dilakukan saat negara itu sedang mengalami musim hujan sehingga membuat sejumlah jalan sulit dilalui kendaraan.
"Menggunakan gajah untuk mengantarkan surat suara, Anda tidak akan pernah melihat ini sebelumnya," kata Sovannarom, Sabtu, 28 Juli 2018.
Sovannarom menceritakan pihaknya telah beberapa kali pemilu mengerahkan Gajah untuk mengantarkan surat-surat suara ditempat terpencil. Namun hal ini bukan masalah demi naiknya partisipasi masyarakat dalam memberikan hak suara mereka.
Baca: Pemilu Kamboja, Pendukung Hun Sen Berikan Dukungan Suara
Duta Besar Kamboja untuk Indonesia, Nam Bora, kiri, saat berpatisipasi dalam kampanye pemilu Partai Rakyat Kamboja di Provinsi Takeo, Kamboja. Sumber: Kedutaan Besar Kamboja di Jakarta.
Baca: Begini Sibuknya Warga Sehari Menjelang Pemilu Kamboja
Selain mengerahkan Gajah, komisi pemilihan umum Kamboja juga membuat aplikasi yang bisa di unduh di ponsel pintar, mengenai tata cara pemilu dan petunjuk menuju ke TPS. Aplikasi ini juga ditujukan untuk menepis beredarnya berita bohong soal pemilu Kamboja.
Sebelumnya beredar kabar bohong kalau tinta celup yang digunakan beracun dan bisa menyebabkan kematian. Ada pula beredar kabar bohong kalau pemilu dilakukan selama tiga hari, padahal pemilu hanya berlangsung 1 hari yang dimulai sejak pukul 7 pagi.
"Saya bisa katakan, ini pemilu paling demokratis," ujarnya.
Dalam pemilu Kamboja 2018, diperkirakan ada sekitar delapan juta pemilih yang memberikan hak suara mereka dengan total 20 partai politik yang ikut dalam pemilu 2018. Jumlah ini lebih banyak dibanding pemilu 2013 yang hanya delapan partai.